Highlight:

Apakah Asuransi Jiwa Berjangka Sama Optimalnya dengan Asuransi Jiwa Seumur Hidup?

Taman Ujung Sukasada, Karangasem

APA yang bakal kamu tinggalkan untuk anak-istri jika sewaktu-waktu dipanggil menghadap Tuhan? Pertanyaan ini belakangan kerap menghantui saya. Sebuah usikan yang kemudian mendorong saya untuk mempertimbangkan mengambil asuransi jiwa.

Sebagai kepala keluarga, satu-satunya yang membuat saya khawatir adalah meninggal dunia dalam keadaan tidak mewariskan apa-apa. Maklum saja, memilih menjadi seorang pencari nafkah serabutan yang bekerja secara independen, saya tak bakal mendapat apa yang namanya uang pensiunan sebagaimana para PNS atau ASN.

Penghasilan saya otomatis berhenti jika jatah usia sudah habis. Jika para PNS atau ASN punya batas masa pengabdian untuk kemudian memasuki masa pensiun, tetapi tetap mendapat gaji, saya tidak. Mau terus dapat penghasilan, ya harus terus bekerja.

Itu sebabnya dulu orang tua dan mertua sibuk sekali mendorong saya dan istri agar mendaftar sebagai PNS. Saya masih ingat betul, ibu mertua pernah berkata: kalau jadi PNS, sudah mati pun masih bisa memberi penghasilan pada keluarga yang ditinggalkan.

Ibu mertua sedang membuktikan ucapannya tersebut saat ini. Bapak mertua meninggal dunia tahun lalu dan uang pensiunan dari almarhum tetap mengalir. Beliau tetap memberi nafkah pada keluarga sekalipun sudah tiada.

Nominalnya memang tidak sebesar uang pensiunan bulanan semasa bapak mertua masih hidup. Namun tetap saja ini pemasukan yang sangat membantu sekali. Lebih dari cukup kalau sekadar untuk membayar tagihan listrik dan air, plus biaya hidup sehari-hari.

Kenyataan inilah yang kemudian membuat pertanyaan di awal tulisan tadi mengusik benak saya. Bagaimana kalau giliran saya yang berpulang? Apa yang bakal saya tinggalkan untuk anak dan istri?

PRUwarisan untuk keluarga tercinta

Siapkan Warisan untuk Keluarga Tercinta dengan Asuransi Jiwa

Berangkat dari pertanyaan tersebut, saya lantas teringat pada asuransi jiwa. Yakni jenis asuransi yang memberikan nilai pertanggungan tertentu pada ahli waris ketika seseorang meninggal dunia.

Saya pun lantas mencari tahu lebih dalam mengenai asuransi tersebut. Sebab selama ini yang saya tahu hanyalah asuransi jiwa yang otomatis didapat kalau kita membeli karcis kendaraan umum. Entah tiket pesawat, tiket kereta api, tiket kapal ferry maupun bus antar kota.

Sesuai harapan, apa yang sangat saya butuhkan ketemu di sini. Meski bukan seorang PSN/ASN, saya tetap bisa meninggalkan warisan berarti pada keluarga tercinta jika kelak dipanggil Tuhan YME.

Ya, benar sekali! Caranya dengan mengambil asuransi jiwa.

Cara kerjanya sangat simpel. Kita cukup memilih asuransi jiwa yang sesuai dengan kebutuhan, lalu secara rutin membayar premi yang telah ditentukan. Selama masih berada dalam masa pertanggungan/proteksi, selama itulah premi musti dibayar.

Jika kemudian kita meninggal dunia dalam masa proteksi, maka ahli waris akan menerima uang pertanggungan (UP) senilai tertentu dari perusahaan asuransi.

Dunia asuransi menyebut uang pertanggungan ini sebagai benefit bagi nasabah pemegang polis. Saya mengistilahkannya sebagai warisan untuk keluarga tercinta.

Nilai uang pertanggungan ini bisa kita tentukan sendiri pada saat mengambil polis asuransi jiwa, loh! Jadi terserah kita saja mau memberi warisan seberapa besar pada anak istri kelak. Terpenting, sesuaikan dengan kemampuan finansial agar kewajiban membayar premi tetap lancar.

Pembayaran premi ini ada yang bulanan, tiga bulanan, setengah tahunan, sampai satu tahunan. Jatuhnya seperti menabung secara rutin di bank. Bedanya, nominal uang yang kelak diterima ahli waris jauh lebih besar dari akumulasi premi yang telah kita bayarkan.

Benefit berupa uang pertanggungan inilah yang membuat saya semakin tertarik mengambil asuransi jiwa.

Asuransi Jiwa Berjangka vs Seumur Hidup

Dari berbagai referensi yang saya baca, secara umum ada dua macam asuransi jiwa. Keduanya adalah asuransi jiwa berjangka (term life insurance) dan asuransi jiwa seumur hidup (whole life insurance).

Perbedaan mendasar di antara kedua jenis tersebut terletak pada masa pertanggungan. Sesuai namanya, asuransi jiwa berjangka memberi proteksi sesuai jangka waktu tertentu yang dipilih nasabah.

. Begitu masa pertanggungan selesai dan tidak ada klaim, dengan kata lain nasabah masih hidup sampai polis berakhir, proteksi selesai dan umumnya premi yang telah dibayarkan hangus.

Adapun asuransi jiwa seumur hidup sebaliknya. Masa pertanggungan yang diberikan adalah hingga kita berusia 99 tahun. Dengan kata lain, ya seumur hidup jika mengingat standar usia harapan hidup orang Indonesia yang berada di angka 70-an tahun.

Pertanyaan berikutnya, mana dari dua jenis asuransi jiwa tersebut yang lebih optimal bagi kita selaku nasabah?

Saya pribadi lebih sreg dengan asuransi jiwa seumur hidup. Alasannya sederhana saja. Pertama dan terutama, usia saya yang sudah 40 tahun.

Jika memakai standar usia harapan hidup orang Indonesia, jatah usia saya tinggal 30-an tahun lagi. Artinya, jika mengambil asuransi jiwa berjangka, saya musti memilih yang jangka waktu masa pertanggungannya 30 tahun. Ini sudah pilihan maksimal.

Bagaimana jika ternyata usia saya lebih panjang dari itu? Misalnya seperti bapak mertua yang meninggal dunia di usia 78 tahun?

Umumnya asuransi jiwa berjangka, jika tidak ada klaim hingga masa proteksi selesai maka uang premi yang sudah saya bayarkan bakal hangus. Saya tentu saja tidak mau ini terjadi. Enak saja!

Memang ada opsi-opsi yang memungkinkan nasabah mendapat pembebasan premi jika proteksi diperpanjang. Namun untuk itu nasabah musti membeli asuransi tambahan (rider) yang artinya ada tambahan premi lagi.

Pertimbangkan untuk memilih salah satu produk asuransi jiwa dari Prudential agar dapat menjadi proteksi bagi Anda dan keluarga apabila terjadi risiko di masa datang. Dengan memiliki asuransi jiwa berjangka (term life insurance) atau asuransi jiwa seumur hidup (whole life insurance), dapat membuat kita merasakan keuntungannya dikemudian hari. Yuk, hubungi Prudential sekarang!

Referensi Utama:

  • prudential.co.id/export/sites/prudential-id/id/.galleries/pdf/product/pruwarisan-brosur-ringkasan-produk-180121.pdf
  • aaji.or.id/Articles/asuransi-jiwa-berjangka-atau-asuransi-jiwa-seumur-hidup
  • lifepal.co.id/media/asuransi-jiwa-berjangka-vs-seumur-hidup-apa-bedanya/
  • finansialku.com/asuransi-jiwa-adalah-pengertian-jenis-dan-cara-memilihnya/
Menulis di GoodNovel dan raih penghasilan ratusan USD!
About Eko Nurhuda (412 Articles)
A happy father of three. Blogging and making video for fun. Love food, book, music, and sometime football #YNWA

Beri komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.