4 Kuadran investor/trader saham di pasar modal Indonesia — menurut saya 😁
DALAM dunia penerbitan, sebagaimana saya kutip dari sebuah buku lawas karya Andreas Harefa, dikenal empat kuadran penilaian naskah buku. Pokok penilaian yang membedakan keempat kuadran tersebut adalah kombinasi antara kadar MUTU & potensi LAKU-tidaknya buku tersebut jika dipasarkan.
Pembagiannya dapat dilihat pada gambar ini (klik saja untuk melihatnya), di mana naskah buku yang masuk ke dalam Kuadran I (mutu tinggi, potensi laku tinggi) adalah idola penerbit. Sebaliknya, naskah buku yang masuk Kuadran IV (mutu jelek, tidak laku) adalah a big no bagi penerbit.
Penjelasan atas empat kuadran naskah buku ini lantas dimodifikasi menjadi 4 kuadran artikel blog oleh Bung Dendi Darin, seorang rekan blogger yang sudah saya kenal sejak jaman Dinosaurus. Bung Dendi melakukan itu setelah membaca uraian dalam salah satu buku lawas saya. Penjabarannya dapat dibaca pada blog Bung Dendi di sini: Mengenal Kuadran Artikel Blog – Dimanakah Posisi Artikel Blog Anda?
Pada gilirannya, berdasarkan pengamatan alakadar terhadap keriuhan para member grup-grup serta forum saham, di antaranya Stockbit, saya kok merasa investor/trader yang ada di pasar modal Indonesia dapat pula dikelompokkan menjadi empat kuadran.
Saya mendasarkan pengelompokkan ini menurut kesiapan bekal ILMU (yang tercakup di dalamnya pengetahuan mengenai investasi/trading saham serta faktor-faktor lain yang mempengaruhi) serta bekal MODAL (bermodal sangat besar, modal besar, modal kecil, dan bahkan modal sangat kecil seperti saya).
Seperti apa kuadrannya? Kira-kira seperti ini:
KUADRAN I: CUKUP ILMU, CUKUP MODAL
Ini kondisi yang sangat ideal, di mana seorang investor/trader sudah sangat familiar dengan dunia saham. Mereka memahami apa yang harus dan sudah dilakukan, apa risiko yang menyertai tindakannya, serta menguasai berbagai strategi dan trik yang bakal sangat membantu dalam menggapai profit.
Tak cuma itu, orang-orang ini modalnya juga sangat kuat. Mereka bermodal besar, bilangannya setidaknya ratusan juta rupiah sehingga besarnya persentasi profit selaras dengan besarnya jumlah nominal yang diraih.
Baca juga: Berapa lembar saham yang dibutuhkan agar dapat dividen Rp 100 juta per tahun?
KUADRAN II: CUKUP ILMU, KURANG MODAL
Ini jenis investor/trader yang sedikit ideal. Sebetulnya mereka yang masuk dalam kuadran ini sudah sangat siap mengarungi pahit-getirnya pasar modal. Secara keilmuan mereka cukup bekal, sehingga tahu betul apa yang seharusnya dilakukan untuk mencapai target profit.
Sayangnya, modal mereka terbilang pas-pasan. Sehingga ketika ia meraih bagger sekalipun, nilai nominal keuntungan 100%-nya itu tidak ada apa-apanya dibandingkan (katakanlah) profit 10% dari investor/trader di Kuadran I.
Baca juga: Saham third liner yang bikin saya merasakan bagger untuk pertama kali
Begitu pula ketika portofolionya minus. Floating loss 50% yang dialami orang-orang di kuadran ini mungkin hanya setara floating loss, misalkan saja, 5% orang-orang di Kuadran I.
Yang diperlukan orang-orang di kuadran ini hanyalah terus meraih profit dan profit. Dengan demikian saldo RDN serta portofolio mereka terus meningkat. Lalu di sisi lain mereka juga sebaiknya memperbesar atau menambah sumber penghasilan agar dana yang dapat diinvestasikan, disetor ke RDN, menjadi lebih besar.
KUADRAN III: KURANG ILMU, CUKUP MODAL
Kondisi orang di kuadran ini berkebalikan dengan Kuadran I. Orang-orang yang masuk kuadran ini memiliki modal sangat berlimpah, setara dengan orang-orang di Kuadran I. Namun besarnya modal itu tidak diimbangi dengan kecukupan bekal berupa pengetahuan mengenai dunia saham.
Kelanjutannya mudah ditebak. Sebagai akibat kekurangan ilmu, orang-orang jenis ini rawan terjebak pada iming-iming profit cepat. Mereka seringkali membeli suatu saham hanya mengandalkan rekomendasi orang lain. Bahkan dari orang yang tidak mereka kenal. Hanya karena dianggap lebih tahu dalam memilih saham, mereka pun mengikut saja.
Ketika kemudian mengalami floating loss dalam, misalnya, mereka juga terkadang meminta saran/masukan dari orang lain mengenai langkah apa yang sebaiknya dilakukan. Orang-orang tipe ini terlalu malas untuk melakukan analisa sendiri. Mereka lebih senang bergabung dalam grup-grup berbayar yang menjanjikan rekomendasi harian.
Baca juga: Day trading vs swing trading, manakah yang lebih baik dalam menghasilkan keuntungan dari saham?
Tapi tak apalah. Di era informasi seperti sekarang tempat belajar itu banyak sekali. Syaratnya hanya mau bersusah payah belajar, serta bersedia mengosongkan gelas untuk menerima isian baru. Juga, lebih teliti dalam memilih & memilah informasi yang didapat.
Sayangilah uangmu, Bos! Masa iya mau terus-terusan ikut rekomendasi orang?
KUADRAN IV: KURANG ILMU, KURANG MODAL
Seiring semakin mudahnya membuka rekening saham, plus kian rendahnya syarat minimum setoran awal RDN, orang-orang dari segala kalangan pun bisa dengan sangat mudah nyemplung ke dunia saham. Walhasil, yang termasuk dalam kuadran ini jadi sangat banyak.
Sebagian dari mereka sekedar ingin coba-coba karena penasaran, dan itu baik. Tapi ada pula yang sekedar iseng-iseng berhadiah.
Kurang ilmu dan kurang modal sama sekali bukan masalah maupun hambatan untuk memulai investasi saham. Cara terbaik untuk belajar berinvestasi saham memang adalah dengan terjun langsung. Praktik sendiri. Dan karena masih tahap belajar, sebaiknya duit yang dipakai jangan banyak-banyak dulu.
Kunci terpentingnya adalah mau terus belajar, terus meningkatkan keilmuan terkait saham. jangan sampai istilah dasar seperti cum date atau dividen payout ratio saja tidak paham-paham juga. Toh, tinggal googling ini kan?
Lalu, bekerjalan lebih rajin dan hasilkan uang banyak. Sebab, berinvestasi saham itu tak hanya soal waktu dan kesabaran. Tapi juga sangat dipengaruhi oleh seberapa besar uang yang kita tanamkan.
*****

Buku-buku terkait investasi dan saham yang sangat dianjurkan untuk dibaca.
Well, sekali lagi pengkategorian di atas hanya berdasarkan pengamatan asal-asalan saya. Yang saya amati terutama forum-forum saham, salah satunya Stockbit yang merupakan forum saham terbesar sejauh ini.
Saya juga tergabung dalam sejumlah grup yang dikelola oleh sekuritas di mana saya membuka RDN. Dan di tiap-tiap grup atau forum selalu saja ada tipe-tipe orang yang mewakili tiap-tiap kuadran di atas.
Tentu saja penilaian saya di atas boleh jadi kurang tepat. Namun, percayalah, keempat kuadran itu betulan ada. Kuadran-kuadran tersebut bahkan sebetulnya ada di tiap hal dalam kehidupan ini. Hanya faktor-faktornya saja yang berbeda-beda.
Saya sendiri dengan senang hati memasukkan diri saya ke dalam Kuadran IV. Ya, kurang ilmu dan kurang modal.
Modal awal saya dulu sangat kecil. Bahkan setoran pertama saya setelah membuka RDN di Sinarmas Sekuritas setahun lalu cuma Rp400.000. Setoran kedua hanya Rp25.000. Total portofolio saya pada bulan pertama ya hanya Rp425.000 itu. Setengah juta saja kurang, bayangkan coba!
Karena kurang modal, saya cuma bisa beli saham selot-selot. Sahamnya pun tidak bisa sembarangan, dengan saham-saham berharga di atas Rp1.000 sudah otomatis saya hindari. Saya lebih banyak mengoleksi saham-saham berharga di bawah Rp500/lembar.
Baca juga: Mudahnya top up saldo RDN Ajaib Sekuritas dengan Gopay
Pengetahuan saya juga masih sangat minim ketika itu. Bahkan hingga saat ini saya masih punya banyak PR besar. Di antaranya yang bagi saya sangat mendesak dan penting adalah memahami laporan keuangan serta menguasai charting. Yang pertama saya butuhkan untuk screening saham, yang kedua untuk menentukan waktu membeli atau menjual.
Tapi, blessing in disguise kata orang bule, akibat modal minim itulah saya jadi kenceng belajarnya. Masalah besar orang yang duitnya sedikit itu cuma satu: takut duitnya yang cuma sedikit itu habis! Jadilah saya berusaha mati-matian agar selalu profit. Atau setidaknya persentase profit lebih tinggi dari kerugian.
Caranya? Ya mau tidak mau harus belajar. Beruntung sekali saya hidup di era Google. Juga keberadaan forum-forum saham memudahkan saya dalam mencari guru terbaik di bidang yang ingin saya pelajari. Mau belajar bedah laporan keuangan? Ada ahlinya. Mau belajar value investing? Banyak. Mau belajar teknikal? Di forum seperti Stockbit banyak membernya merupakan trader bahkan scalper profesional.
Komplit plit pokoknya mah. Tinggal kitanya saja mau belajar atau tidak. Kalau mau, rasa-rasanya masuk dalam Kuadran I bukanlah sesuatu yang mustahil meski kita mengawalinya dari Kuadran IV.
Semoga bermanfaat!
Beri komentar