Pengalaman (mau) ikut SPM Online dari pelosok desa transmigrasi

Unggahan di akun Instagram BEI Kantor Perwakilan Semarang pada Selasa, 13 Oktober 2020, pagi.
SEBUAH unggahan di akun Instagram BEI Kantor Perwakilan Jawa Tengah memantik minat saya. Informasi mengenai Sekolah Pasar Modal (SPM) Level 2 khusus bagi nasabah Sinarmas Sekuritas, yang diselenggarakan secara daring memanfaatkan layanan Microsoft Teams. Sontak saya tertarik ingin mengikutinya!
Saya pun mengirim komentar, bertanya apakah SPM Online tersebut terbuka bagi nasabah Sinarmas Sekuritas mana pun. Pasalnya, dalam unggahan tersebut tertulis “Khusus Nasabah Sinarmas Sekuritas Semarang”. Sementara saya membuka rekening saham Sinarmas Sekuritas lewat Stockbit, bukan lewat perwakilan Semarang. Saya merasa bukan nasabah Sinarmas Sekuritas Semarang karenanya.
Admin akun gercep menjawab. Saya boleh mengikuti SPM Online tersebut lewat tautan khusus, yang kemudian dikirim via fitur Direct Message (DM). Saya mengucapkan terima kasih banyak.
Sebagai informasi, Sekolah Pasar Modal merupakan program rutin yang diadakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Di tingkat pusat, sudah sejak lama BEI mengadakan SPM secara online. Kamu bisa lihat jadwalnya di sini. Adapun perwakilan-perwakilan di tiap daerah mengadakan SPM secara tatap muka di masing-masing kantor.
Baca juga: Belajar investasi saham di Sekolah Pasar Modal IDX Semarang
SPM ini boleh diikuti secara gratis tis! Menariknya, meski gratis tapi peserta memperoleh camilan, minum, juga makan siang di akhir sesi. Kalaupun dimintai uang pendaftaran, yang nominalnya juga hanya sebesar Rp100.000, uang tersebut akan dikonversi menjadi saldo rekening saham peserta.
Berhubung pandemi Covid-19 belum reda, SPM dilakukan secara online demi mematuhi protokol kesehatan. IDX Semarang memilih menggunakan layanan Microsoft Teams, seperti pada SPM Online Level 2 yang diumumkan pada unggahan Instagram tadi.
Tak menunggu lama, saya aktifkan layanan hotspot portabel pada smartphone dan kemudian menancapkan lubang pengisian daya pada colokan listrik. Setelahnya saya nyalakan laptop Acer Z3-451 yang saya bawa dari Pemalang, piranti andalan saya sejak penghujung 2017.
Bagi yang belum tahu, saya tengah “mengungsi” di sebuah pelosok desa transmigrasi di Jambi. Desa di mana kedua orang saya tinggal, juga tempat di mana saya menghabiskan usia sejak kelas 2 SMP hingga lulus SMA. Saya pernah bercerita tentang “kampung halaman” ini dalam posting “Tertolong BCA Klikpay di pelosok desa transmigrasi“. Kamu juga dapat mengikuti kisah perjalanan saya pada akhir Juli 2020 tersebut pada posting “Tips bepergian jarak jauh dengan mobil di masa pandemi“.
Namanya Talang Datar, di Kecamatan Bahar Utara, Kabupaten Muaro Jambi. Sebuah desa yang dikepung pohon-pohon sawit, dikelungi sebuah sungai panjang meliuk-liuk berair cokelat–selalu meluap setiap kali hujan turun, dan jalan-jalannya masih banyak berupa tanah keras.
Tak ada layanan internet kabel di sini. Untuk menghubungkan laptop ke dunia digital, saya memakai layanan hotspot portabel pada smartphone. Koneksinya menggunakan jaringan by.U milik Telkomsel, yang lebih sering tenggelam dan macet-macet. Terutama di pagi-siang hari.
Maklum, menara provider GSM hanya ada sebuah di sini. Satu-satunya menara telekomunikasi tersebut meng-cover sekian desa yang dulunya disebut sebagai Sungai Bahar VI (Talang Datar & Talang Bukit), Sungai Bahar XII, Sungai Bahar XIII, dan Sungai Bahar XVI.
Kalau sedang bagus, maka koneksi akan begitu lancar jaya. Bisa nonton YouTube tanpa putus dengan video jernih. Bisa streaming musik di Joox tanpa tersendat-sendat. Bisa unduh berkas PDF berukuran besar, seperti berkas Laporan Keuangan yang biasa saya kumpulkan.
Masalahnya, kita tidak tahu kapan koneksinya bagus dan kapan koneksinya buruk. Setiap kali menyalakan laptop dan menghubungkannya dengan wifi pada smartphone, saya tak ubahnya seorang wasit sepakbola yang melempar koin ke udara sebelum pertandingan dimulai.
Pukul 10.02 WIB saya menerima DM berisi tautan halaman “Meeting” di Microsoft Teams dari akun IDX Semarang. Beberapa menit berselang laptop saya sudah menyala, wifi terhubung, saya pun membuka Chrome.
Sesuai arahan admin IDX Semarang, tautan Meeting baru aktif 10 menit jelang seminar diadakan. Saya berencana memanfaatkan jeda waktu yang sangat lama, lebih dari setengah jam, untuk membuat akun di Microsoft Teams dan mempelajarinya.
Alhamdulillah, agaknya koneksi sedang bagus. Web resmi Microsoft untuk mendaftarkan diri di layanan Teams dapat segera terbuka. Saya pun mencoba mendaftar dengan mengeklik tombol yang tersedia. Sebuah tab baru terbuka, dengan sebuah ikon kecil berputar-putar. Saya menunggu.
Semenit, dua menit, tiga menit … tab Chrome tersebut masih berputar-putar. Ketika akhirnya berhenti, yang muncul gambar dinosaurus disertai tulisan “There is no internet connection”. Saya klik tanda refresh untuk memuat ulang halaman. Kembali menunggu.

Gambaran suasana pertemuan online menggunakan Microsoft Teams, seperti ditampilkan pada web resmi Microsoft. FOTO: microsoft.com
Semenit, dua menit, tiga menit … akhirnya halaman baru terbuka. Saya disodori tiga pilihan oleh Teams, apakah hendak mengunduh aplikasi Teams atau menggunakan versi web. Sadar akan kualitas jaringan yang tengah dipakai, saya ogah mengunduh terlebih dahulu. Jadi, saya pilih versi web agar lebih cepat.
Kembali berputar-putar. Semenit, dua menit, tiga menit … Saya terus menunggu, sembari membukai situs berita favorit yang anehnya jauh lebih enteng dibuka. Apa` karena beda lokasi server? Entahlah. Yang jelas tiap kali saya selesai membaca satu judul, halaman Teams masih terus berputar-putar.
Entah berapa kali tombol refresh saya putar, hingga kemudian tampil halaman yang meminta saya untuk login menggunakan akun Microsoft. Tapi proses login ini juga tak selancar yang diharapkan. Lagi-lagi pada tombol refresh-lah saya meminta pertolongan.
Beberapa artikel kemudian, beberapa belas atau bahkan puluh kali mengeklik tombol refresh kemudian, barulah akun Teams saya jadi. Kembali berjarak beberapa artikel dan beberapa kali mengeklik tombol refresh, saya dapat masuk ke dasbor. Akhirnya …
Lalu adzan Dzuhur terdengar dari masjid dekat rumah orang tua. Saya melirik jam pada sudut kanan monitor laptop, pukul 11.55 WIB. Tak terasa, rupanya sudah hampir sejam saya habiskan hanya untuk duduk membuat akun Microsoft Teams. Luar biasa!
Dalam jadwal yang diumumkan IDX Semarang, SPM hari ini dimulai pukul 11.00 WIB. Jika durasinya adalah satu jam, maka saya sudah sangat terlambat. Tapi bukankah lebih baik terlambat ketimbang tidak sama sekali? Maka saya pun membuka tautan yang diberikan via DM Instagram sebelumnya.
Ndilalah koneksi kemudian membaik. Saya sukses masuk ke laman Meeting tanpa halangan. Chrome meminta izin untuk menggunakan webcam dan mikrofon, yang tentu saja saya izinkan. Lalu saya lihat diri saya dalam monitor. Lihat kiri-kanan, saya temukan beberapa fitur yang salah satunya berfungsi menunjukkan peserta Meeting tersebut. Saya klik.
Tampillah satu bilah putih di sebelah kanan monitor, menunjukkan jumlah beserta daftar nama peserta Meeting. Tertera di sana, “Currently in this meeting (1)”, dengan nama saya satu-satunya pada daftar peserta di bagian bawah.
Jam pada sudut kanan bawah monitor menunjukkan pukul 12.26 WIB. Saya beranjak ke kamar mandi.
Beri komentar