Highlight:

Day trading vs swing trading, manakah yang lebih baik dalam menghasilkan keuntungan dari saham?

day trading vs swing trading

SEORANG teman nongkrong yang tertarik ikut menceburkan diri ke bursa saham pernah berkata, “Ambil untung 2% saja sehari, totalnya dalam sebulan lumayan juga ya?” Kurang-lebih ia ingin mengatakan bahwa dengan trading saham setiap hari, meski profit hariannya kecil, secara akumulatif tetaplah menguntungkan. Benarkah?

Sebelum dilanjutkan, bagi yang belum terlalu mendalami dunia saham saya hanya ingin menjelaskan secara singkat. Dalam investasi saham jamak dilakukan pengambilan keuntungan dari kenaikan harga. Kita beli saham di harga Rp500, misalnya, lalu dijual ketika harganya naik menjadi Rp700.

Keuntungan dari selisih harga ini disebut capital gain. Dan berfokus pada keuntungan inilah kemudian dikenal profesi trader saham, yang memperjual-belikan saham untuk mengambil laba dari selisih harga.

Ada macam-macam strategi trading saham. Ada yang beli pagi jual sore, istilahnya ada day trading, one day trading, atau intraday trading. Yang melakukan trading harian begini ada yang bahkan waktu beli dan jual hanya berselisih hitungan menit, sehingga dalam sehari ia dapat berkali-kali melakukan transaksi saham. Trading jenis ini dinamakan scalping, orangnya disebut scalper.

Trading saham yang lebih lama biasa membutuhkan waktu beberapa hari, beberapa minggu, hingga beberapa bulan, tergantung target yang dipatok si trader. Baik target persentase keuntungan maupun nominal rupiah.

Istilahnya pun bisa macam-macam. Ada yang simply menyebutnya sebagai swing trading, ada pula yang memakai istilah berdasarkan strategi teknikal yang dipakai: trendline trading, breakout trading, dan masih banyak lagi.

Ada satu member top Stockbit yang memasang target capital gain minimal 100% dari setiap saham yang ia beli, dan ia tak memasang target waktu spesifik. Mau bertahun-tahun sekalipun, selama kenaikan harganya belum mencapai 100% saham-saham tersebut tidak akan ia jual.

Nah, kira-kira mana yang lebih menguntungkan antara trading harian atau sesekali saja dalam sebulan?

Papan chart harga saham

Well, ini pertanyaan tricky. Lagipula baik trading harian maupun bulanan-tahunan sebetulnya sama-sama baik kok, sepanjang hasil akhirnya adalah mencatatkan keuntungan. Asalkan nilai portofolio di akhir tahun meningkat dibandingkan nilai di awal tahun, mau trading setiap menit atau bahkan cuma setahun sekali juga sama-sama oke.

Tapi, saya hanya mau mengingatkan satu faktor yang bakal menjadi pembeda. Faktor yang kerap disepelekan karena persentasenya yang hanya nol koma sekian persen. Padahal kalau diakumulasi, dikalikan sekian transaksi per bulan atau per tahun, nominalnya jadi lumayan juga.

Yap! Benar sekali, yang saya maksud adalah fee jual-beli.

Untuk mengetahui perbedaan jumlah fee yang harus dibayar oleh trader saham yang bertransaksi setiap hari vs trader yang jarang-jarang bertransaksi, saya membuat tiga skenario sebagai ilustrasi. Sebut saja ketiganya sebagai Skenario A, Skenario B, dan Skenario C.

Modal si trader dalam masing-masing skenario kita buat sama, yakni Rp1.000.000. Target bulanan yang ingin dicapai juga sama, yakni total 40% sebulan. Bedanya, kalau yang trading harian target ini dipecah ke dalam 20 hari bursa. Sehingga target hariannya adalah 2%.

Kemudian untuk fee jual-beli, saya gunakan angka 0,15% untuk beli dan 0,25% untuk jual. Ini adalah fee yang antara lain dikenakan oleh Sinarmas Sekuritas, Sucor Sekuritas, Mirae Asset Sekuritas, juga Phintraco Sekuritas.

Mari kita mulai.

Grafik pergerakan harga saham Sido Muncul

Grafik pergerakan harga saham Sido Muncul sepanjang hari pada Jumat, 10 Juli 2020. GAMBAR: Tangkapan layar Stockbit

Skenario A: Trading Harian

Kita andaikan ada satu perusahaan terbuka bernama PT Duta Inti Transportama, Tbk. dengan kode saham DUIT. Modal Rp 1 juta tadi kita pakai seluruhnya untuk membeli saham DUIT yang berada pada harga Rp500. Didapatlah 20 lot alias 2.000 lembar saham.

Fee yang timbul dari transaksi pembelian ini adalah 0,15% x Rp1.000.000 = Rp1.500.

Anggaplah kita beli di Sesi I. Lalu pada Sesi II harga saham DUIT naik menjadi Rp510. Karena sudah mencapai target 2%, maka kita juallah semua 20 lot itu. Dari penjualan ini kita beroleh hasil Rp510 x 2.000 = Rp1.020.000. Lumayan, bukan?

Eits, tunggu dulu. Fee jualnya belum dihitung. Karena fee jual sebesar 0,25% dihitung berdasarkan nilai transaksi, maka yang dikenakan adalah nilai penjualan sebesar Rp1.020.000 tadi. Maka fee jual adalah 0,25% x Rp1.020.000 = Rp2.550.

Dengan demikian, hasil penjualan bersih yang kita terima adalah Rp1.017.450. Dilihat sekilas, keuntungan bersihnya adalah Rp17.450. Itu berarti keuntungan sebesar 1,745%. Kalikan 20 hari bursa, dalam sebulan totalnya 34,90%. Sangat menggiurkan, bukan?

Tunggu. Hitungnya belum bener. Modalnya Rp1.000.000. Saat beli saham DUIT kita dikenai fee sebesar Rp1.500. Lalu ketika menjual kena fee Rp2.550. Total fee RpRp4.050. Jadi, keuntungannya bukan Rp17.450. Tapi Rp20.000 dikurangi Rp4.050, yakni Rp15.950.

Nett profit harian 1,595%. Andai bisa konsisten setiap hari selama 20 hari bursa dalam sebulan, totalnya adalah 31,9%. Masih terhitung lumayan. Sangat baik bahkan.

Bagaimana dengan fee jual-belinya, berapakah totalnya?

Kita andaikan saja selama 20 hari bursa kita melakukan transaksi identik, yakni beli saham Rp1.000.000 lalu menjualnya di angka Rp1.020.000, maka tinggal kalikan saja Rp4.050 dengan 20. Hasilnya Rp81.000, alias 8,1% dari modal.

Rangkuman Skenario A:
Modal: Rp1.000.000
Keuntungan bersih per hari: Rp15.950 (1,595%)
Keuntungan bersih dalam sebulan: 20 x Rp15.950 = Rp319.000 (3,19%)
Total fee per transaksi (hari): Rp4.050
Total fee dalam sebulan: 20 x Rp4.050 =Rp81.000

Klik untuk baca lanjutannya >>

Menulis di GoodNovel dan raih penghasilan ratusan USD!
About Eko Nurhuda (410 Articles)
A happy father of three. Blogging and making video for fun. Love food, book, music, and sometime football #YNWA

4 Trackbacks / Pingbacks

  1. Saham third liner yang bikin saya merasakan bagger untuk pertama kali – bungeko.com
  2. 4 Kuadran investor/trader saham di pasar modal Indonesia — menurut saya 😁 – bungeko.com
  3. Dollar cost averaging vs swing trading, manakah yang lebih menguntungkan dalam investasi saham? – bungeko.com
  4. Yang gagal diraih dan yang tak terduga sepanjang 2020 – bungeko.com

Beri komentar

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d blogger menyukai ini: