Highlight:

Wisata hemat di Jakarta berkat saudara dan car rental Traveloka

Wisata Jakarta dengan car rental mobil Traveloka

SEBAGAI orang daerah yang jauh dari bandara, mau tidak mau saya musti singgah di Jakarta setiap kali mudik. Alih-alih repot dan lama, saya malah bisa memanfaatkan kesempatan tersebut untuk berwisata. Apalagi sekarang kita bisa nyaman dan aman keliling jakarta dengan car rental dari Traveloka.

Seperti saat libur Lebaran beberapa waktu lalu. Saya mengajak istri dan anak-anak mudik ke Sungai Bahar, Jambi. Setelah puas melepas rindu pada Bapak-Ibu selama kira-kira sebulan, kami pun kembali ke Pemalang. Karena mudik naik pesawat, kami pun harus ke Jakarta terlebih dahulu untuk naik pesawat di Bandara Soekarno-Hatta.

Rute mudik kami adalah Pemalang-Jakarta via travel atau kereta api, lalu disambung pesawat Jakarta-Jambi. Dari Bandara Sultan Thaha ke rumah dipastikan aman karena sudah ada yang mennjemput. Pulangnya rute tersebut dibalik. Jambi-Jakarta naik pesawat, lalu disambung travel atau kereta api ke Pemalang.

Ketika itu menjelang pulang saya agak dibuat bimbang. Ceritanya saya sudah pesan tiket pesawat Jambi-Jakarta, namun belum menentukan mau ke Pemalang naik travel atau kereta api. Selagi menimbang-nimbang, terlintas pikiran untuk singgah dulu di Jakarta barang 1-2 hari dan mengajak anak-anak keliling ibukota. Mumpung Jakarta sepi habis Lebaran.

Lalu saya berhitung. Yang perlu saya siapkan cukup biaya transportasi dan uang makan. Itupun yang kedua sifatnya opsional, alias bisa jadi tanpa biaya. Jadi, nggak bakal butuh biaya banyak kok. Terlebih untuk urusan transportasi bisa saya rancang jauh-jauh hari melalui fitur car rental di aplikasi Traveloka.

Lalu, penginapannya bagaimana?


Tenang, ada adik yang tinggal di daerah Palmerah, Jakarta Barat, bersama suaminya. Jadi, rencananya kami nebeng menginap di tempat mereka barang 1-2 malam. Tentu saja adik saya dengan senang hati menerima kami. Dan inilah kenapa saya sebut uang makan di atas sifatnya opsional. Karena kini adik sudah punya anak, saya menyisihkan sejumlah uang untuk keponakan. Anggap saja ganti uang makan.

Jadilah saya hanya perlu menyiapkan anggaran untuk biaya rental mobil selama berada di Jakarta. Dari aplikasi saya dapat mengatur pesanan untuk selama beberapa hari, memilih tipe mobil, dan mengetahui besaran dana yang musti dibayarkan.

Saya juga dapat menentukan tempat dan waktu penjemputan di hari pertama. Dan pada hari terakhir pemakaian mobil saya rencanakan untuk meminta pada pengemudi untuk mengantar kami ke Stasiun Pasarsenen. Saya memutuskan naik kereta api ke Pemalang agar perjalanan lebih cepat dan nyaman.

Dengan begini, selain biaya transportasi yang sudah dapat diukur di depan, saya tinggal menganggarkan untuk tiket masuk ke beberapa obyek wisata dan camilan selama berwisata. Saya rasa pegang uang Rp 1 juta untuk dua hari cukuplah. Kalau kurang ya tinggal cari ATM.

Begitulah. Di hari yang telah ditetapkan kami pun terbang ke Jakarta. Ibu yang belum pernah berwisata bareng cucunya di ibukota saya ajak sekalian. Jadilah kami berlima, tiga dewasa dan dua anak-anak.

Sesampainya di Bandara Soekarno-Hatta, mobil sudah menunggu di terminal kedatangan. Sebelumnya saya sudah mendapat pesan berisi informasi nama pengendara dari Traveloka. Jadi, begitu sampai bisa langsung kontak. Tak lama-lama di bandara, kami pun segera meluncur ke Palmerah.

aplikasi rental mobil Traveloka

Seharian di Monas

Awalnya adik saya berencana mengajak kami ke sebuah mal malam itu. Mal bagus dan wah yang tidak ada di Jambi, kata adik saya. Tapi melihat anak-anak kelelahan dan sepertinya sudah pewe di depan televisi, rencana itu diganti. Tetap ke pusat perbelanjaan, tapi hanya ke salah satu minimarket untuk membeli es krim kesukaan anak-anak. Hehehe…

Besoknya kami bangun pagi-pagi. Usai mandi dan sarapan kami keluar ke pinggir jalan untuk menunggu mobil. Tempat tinggal adik masuk lorong dan gang, jadi lebih baik kami keluar dan menunggu di tepi jalan besar.

Jalanan Jakarta sangat padat pagi itu. Maklum, tak jauh dari situ terletak Pasar Palmerah. Lalu tak jauh dari pasar ada Stasiun Palmerah. Jadi, jalanan selalu dipenuhi angkot berwarna biru telor bebek yang berlalu-lalang.

Sampai di lampu merah Bundaran Slipi, yang di atasnya terdapat lajur Tol Cawang-Grogol, barulah lalu lintas terlihat lengang. Jakarta masih dalam suasana liburan. Enaknya jalan-jalan di Jakarta di saat-saat begitu, suasana di mana-mana sangat lengang. Perjalanan kami pun lancar saya hingga tiba di Monas.

Alih-alih masuk ke lokasi parkir, kami minta diturunkan di Museum Gajah. Eh, maksudnya Museum Nasional. Pasalnya saat melintas di Jl. MH Thamrin saya melihat bus wisata gratis melintas. Dan salah satu halte untuk menaikinya terletak di dekat Museum Gajah. Eh, Museum Nasional maksudnya.

GRATIS! Tulis sebuah plang di halte bus wisata tersebut. Sekitar beberapa menit menunggu, bus berwarna kuning-biru itu tiba. Seorang pramugara menyambut kami dengan ramah sembari membukakan pintu. Lagi-lagi kami beruntung berwisata di Jakarta saat libur panjang. Bus wisata tersebut nyaris kosong.

Oleh pramugara kami diarahkan untuk naik ke lantai atas. “Kosong, Pak,” katanya. Anak-anak senang bukan kepalang. Ini kali pertama mereka naik bus tingkat. Apalagi mereka bisa duduk paling depan sehingga pandangan bebas kemana-mana.

jalan di terowongan Monas

Eksis dulu di terowongan sebelum menuju ke bagian cawan Monas.

Puas naik bus tingkat kami melanjutkan perjalanan ke Monas. Kebetulan sekali di gerbang masuk area Monas ada kereta wisata, jadi kami memilih naik kereta tersebut menuju ke pelataran pintu masuk. Maklum, kami bawa anak-anak jadi harus menghemat tenaga. Sewaktu-waktu mereka mogok tak mau jalan, kami harus siap menggendong dan itu butuh tenaga tidak sedikit. Hehehe…

Singkat kata sampailah kami di pelataran Monas. Karena hari sudah menjelang tengah hari, kami tidak langsung masuk ke dalam. Adik saya mengajak kami ke dekat kolam air mancur untuk mengaso sembari makan siang menikmati bekal yang ia siapkan pagi tadi.

Ternyata kami tak hanya sebentar duduk-duduk di samping kolam. Anak-anak sangat senang sekali berada di sana. Melempari kolam dengan batu-batu kecil, memanjat pohon jambu tak jauh dari tempat kami duduk, hingga berlarian ke sana-sini.

Lebih sejam kemudian barulah kami masuk ke dalam. Melewati terowongan, beli tiket, lalu naik ke atas. Semuanya dijalani anak-anak dengan riang. Sampai di dalam Monas pun mereka terus berlari-larian. Turun ke basement, Damar langsung merebahkan badannya ke lantai dingin. Lalu ia mengajak saya main kejar-kejaran. Permainan yang membuat saya berkeringat itu baru berhenti setelah saya mengajaknya melihat kapal dan pesawat kecil dalam kotak diorama.

Menurut rencana awal, seharusnya kami di Monas beberapa jam saja. Agenda berikutnya adalah ke kebun binatang Ragunan. Tapi rupanya anak-anak betah di Monas. Setelah berlari-larian di basement, melihat diorama dua kali putaran, mereka main prosotan di dalam ruang baca teks Proklamasi. Dinding miring yang ada di ruang tersebut rupanya mengingatkan Damar pada mainan prosotan di Pemalang.

Susah-payah kami membujuk mereka agar mau berhenti. Ketika mereka menurut, hari sudah terlanjur sore. Hampir pukul empat. Ditambah capek yang melanda, membuat agenda ke Ragunan dengan amat terpaksa dibatalkan. Kami harus pulang dan istirahat. Besok kereta api ke Pemalang berangkat pukul 08.00 WIB.

pulang dari Monas

Saya bersama Ibu, istri, dan anak-anak, pulang dari mengunjungi Tugu Monumen Nasional, Jakarta.

Hemat dan tetap aman nyaman

Hanya satu hari dan hanya ke Monas, tapi wisata dadakan kali itu membuat saya dan anak-anak menginap dua malam di Jakarta. Saya beruntung punya adik di ibukota, sehingga untuk wisata kali itu hanya keluar uang tak seberapa untuk ongkos, tiket masuk, dan jajan. Kalau dihitung-hitung, total paling banyak habis Rp250.000 untuk berlima termasuk Ibu. Super irit!

Bayangkan berapa biaya yang harus saya keluarkan kalau saja tak punya adik di Jakarta. Selain biaya-biaya di atas, saya juga harus memikirkan biaya penginapan. Dan ini membutuhkan uang tidak sedikit. Memakai layanan pencarian hotel milik Traveloka, tarif termurah hotel di kawasan Jakarta Pusat sebesar Rp250.000/malam. Sedangkan tarif hostel ada di kisaran Rp150.000/malam.

Misalkan saat itu kami menginap di hotel termurah versi Traveloka, maka untuk dua malam kami harus keluar uang sebanyak Rp500.000. Sedangkan jika menginap di hostel biaya akomodasi yang musti disiapkan sebanyak Rp300.000. Itu baru satu kamar. Karena kami berlima, maka musti memesan dua kamar. Biayanya dobel deh. Belum lagi untuk sarapan.

Itu untuk penginapan. Bagaimana dengan makanan? Siapa pun tahu harga makanan di Jakarta sangat tinggi. Kami sekali makan lima mulut. Katakanlah makan di gerai makanan cepat saji dan ambil menu yang satu porsi harganya Rp25.000, maka sudah habis Rp125.000 sekali makan. Dikurangi sarapan di hotel, untuk dua kali makan butuh anggaran setidak-tidaknya Rp250.000 sehari.

Hitung punya hitung, andaikan saat itu kami tak menginap di tempat adik saya, untuk wisata dua hari dua malam di Jakarta harus ada budget minimal Rp 1,5 juta. Sedangkan dengan menginap di tempat adik, biayanya paling banyak Rp250.000. Penghematannya sampai Rp1.250.000 sendiri. Ini bukan uang sedikit!

Jadi, beruntunglah kita yang punya banyak saudara tersebar di mana-mana. Karena sewaktu-waktu ada kesempatan berwisata ke kota mereka, kita sudah tidak perlu pusing dengan biaya penginapan. Dan biasanya penginapan di tempat saudara itu termasuk makan-minum lho. Hematnya dobel deh, hehehe…

car rental mobil Traveloka

Oya, layanan sewa mobil Traveloka juga sangat membantu budgeting liburan. Dengan biaya yang dapat dilihat di muka via aplikasi, kita dapat menyusun anggaran perjalanan secara tepat. Biaya yang dibutuhkan juga tak banyak kok. Tarifnya mulai dari Rp300.000/hari (12 jam) untuk Jakarta.

Biaya tersebut sudah all in alias tinggal naik mobil saja. Sudah termasuk sewa mobil, bensin, dan fee pengemudi. Terima beres pokoknya. Tapi untuk parkir dan jalan tol bayar sendiri ya. Terus kalau bepergian keluar area yang telah ditetapkan, ada biaya tambahan lagi. Cek saja di aplikasi, semuanya lengkap tertera.

Bagi yang mau menyetir sendiri, beberapa tipe mobil dapat disewa tanpa pengemudi alias lepas kunci. Untuk saat ini di area Jakarta disediakan empat tipe mobil: Toyota Grand New Avanza matic dan Toyota Grand New Avanza manual dengan tarif mulai Rp299.000/hari, serta Toyota Grand New Innova matic dan Toyota Grand New Innova manual dengan tarif mulai Rp389.000/hari.

Mau coba sensasi naik mobil mewah? Layanan car rental Traveloka menyediakan Toyota Alphard dan Alphard Transformer. Tarifnya masing-masing Rp980.000 dan Rp1.960.000 sehari. Sesuaikan saja dengan budget-mu. Kalau saya sih sudah cukup nyaman naik Toyota Grand New Avanza yang tarifnya tak sampai Rp400.000.

Baca juga: Paul Wallace Beli Mobil Idaman dari Hobi Merekam Supercar

Ngomong-ngomong, saya jadi ingat kalau punya paman di perbatasan Situbondo-Banyuwangi dan rumahnya hanya berjarak 10 menit dari pintu gerbang Taman Nasional Gunung Baluran. Afrika-nya Jawa. Saya juga punya saudara jauh dari pihak ibu yang tinggal di Denpasar, Bali. Sepertinya dua tempat tersebut bakal jadi destinasi wisata keluarga kami selanjutnya.

Kapan ya tapi? ๐Ÿ˜€

Menulis di GoodNovel dan raih penghasilan ratusan USD!
About Eko Nurhuda (410 Articles)
A happy father of three. Blogging and making video for fun. Love food, book, music, and sometime football #YNWA

2 Comments on Wisata hemat di Jakarta berkat saudara dan car rental Traveloka

1 Trackback / Pingback

  1. Makan enak sepuasnya di restoran pilihan dengan Treats by Traveloka Eats – bungeko.com

Beri komentar

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

%d blogger menyukai ini: