Review Acer Aspire Z3-451, laptop gaming murah meriah

Harap abaikan wajah tanpa ekspresi itu π
SEBENARNYA sudah sangat lama saya ingin mengulas laptop satu ini. Saya membelinya awal November 2017, sudah dibuatkan video unboxing di YouTube malah, tapi kemudian lupa-lupa terus mau membuat ulasannya di blog. So, mumpung ingat :D, inilah dia review Acer Aspire Z3-451 si laptop gaming murah meriah.
Laptop ini saya beli seiring semakin mendesaknya kebutuhan akan perangkat yang memadai untuk pekerjaan video editing. Setelah bertahun-tahun memakai Acer Aspire E1-422 untuk segala kebutuhan, saya merasa perlu upgrade alat tempur agar lebih produktif dalam memproduksi video demi video.
Sebenarnya tidak ada masalah sama sekali dengan laptop terdahulu. Hanya saja dengan RAM cuma 2GB ditambah kartu grafis dan prosesor kelas bawah, pekerjaan olah video sering terhambat. Aplikasi Magix Movie Edit Pro 2016 yang saya pakai berjalan sangat lambat, lalu salah-salah klik bisa crash.
Sebagai kreator YouTube dengan lebih dari satu channel, laptop berkemampuan semenjana begini tentu sangat mengganggu produktivitas. Walhasil, saya pun mulai berburu laptop baru dari satu marketplace ke marketplace lain.
Tadinya sempat mau nekad beli yang bergambar apel kroak, tapi harga second-nya saja bikin bulu kuduk merinding. Saya musti mengelus dada sembari melirik angka saldo.
“Sabar, belum waktunya pakai laptop bergambar apel lagi,” kata saya menghibur diri sendiri. “Salah sendiri dulu sudah pegang MacBook Air malah dijual!” kata suara hati saya yang lain bernada menyalahkan.
Ya, mau bagaimana lagi. Dulu monitornya cuma 11″ sih, untuk edit video kurang besar. Kali ini setidaknya saya butuh yang layarnya selebar 14″. Tidak terlalu besar memang, tapi sudah sangat memadai. Tidak terlalu menyiksa mata.

Tinggal di kota kecil yang pilihan laptop di toko komputer terbatas, marketplace adalah andalan saya dalam berburu perangkat idaman.
Saya menetapkan anggaran Rp 5 juta. Cukup? Kalau menuruti keinginan, sih, mana cukup. Tapi untunglah saya berhasil menekan keinginan dan fokus pada kebutuhan. Terpenting RAM bawaan minimal 4GB dan prosesor setara i5. Saya menyingkirkan sejenak favoritisme terhadap merek tertentu.
Beberapa hari mencari dan membandingkan, akhirnya saya mantap membeli Acer Aspire Z3-451 dari sebuah toko komputer di Surabaya. Kenapa jauh sekali? Ya, karena hanya toko itu yang menawarkan harga terbaik (baca: termurah) dibanding toko-toko lain.
Banderol resmi Acer Z3-451 adalah Rp4.799.000, namun toko komputer di Surabaya tadi mematok harga Rp4.299.000 saja. Penghematannya Rp500.000 sendiri! Ini sih lebih dari lumayan. π
Tapi kan masih harus bayar ongkos kirim dan mungkin juga biaya packing, Mas? Yap, itu sudah masuk perhitungan kok. Total saya hanya perlu keluar uang sebanyak Rp4.408.598, sudah termasuk ongkir dan asuransi. Tetap saja jatuhnya lebih murah dibanding harga resmi yang free delivery.
Harga laptop gaming kok cuma segitu, bayangkan coba! Tanpa pikir panjang saya pun menyelesaikan transaksi. Beberapa hari kemudian paketnya sampai. Langsung deh dicoba. Alangkah senangnya! π

Begini tampilan laptop Acer Aspire Z3-451 setelah dikeluarkan dari dusnya. Hanya tersedia warna hitam, tapi manis kok.
Harga Melegakan, Kualitas Memuaskan
Kalau ada yang bertanya, kenapa beli Acer sih? Saya jawab, kenapa tidak? Seperti disinggung di atas, saya sudah memakai perangkat Acer sejak Januari 2014. Sampai sekarang laptop tersebut masih beroperasi dengan sangat baik. Bahkan dengan pemakaian setidaknya 5-6 jam setiap hari, hanya satu tuts keyboard yang tulisannya hilang separuh. Lainnya masih utuh.
Dari pengalaman ini saya berkesimpulan, Acer merek yang tidak perlu diragukan ketangguhan produk-produknya. Ditambah lagi harganya tidak sampai membuat kantong bolong. Ketika kemudian pencarian laptop baru mempertemukan saya dengan Acer Z3-451, ini sebuah kebetulan yang sangat saya syukuri.
Tapi harga bukan satu-satunya faktor penentu. Saya tidak mau membeli barang dengan pertimbangan asal murah saja. Apalagi ini untuk perlengkapan kerja. Sebelum menjatuhkan pilihan saya sudah melakukan survei dan membandingkan ke sana-sini. Hasilnya, semakin mantaplah saya membeli Z3-451 ini.
Prosesor, misalnya. Acer Z3-451 menggunakan AMD Richland A10-5757M. Banyak orang meragukan kemampuan AMD, menganggapnya tak sebaik Intel, sampai pandangan salah kaprah kalau prosesor AMD cepat panas. Padahal sebenarnya tidak demikian.
Dalam head to head yang dilakukan Versus.com, nyatanya kemampuan prosesor AMD A10 tidak kalah kok dengan Intel Core i5. Secara umum AMD A10 malah unggul atas Intel Core i5, dengan keunggulan mencolok pada kecepatan total clock, kecepatan RAM, kecepatan clock GPU, cache lebih besar, dan hasil passmark lebih tinggi.

Spesifikasinya menjanjikan. Setidaknya sudah lebih dari cukup untuk kebutuhan saya dalam mengolah video.
Karena menggunakan prosesor berbasis AMD APU notebook Z3-451 juga memiliki GPU terintegrasi, yakni AMD Radeonβ’ HD 8650G sebagai pengolah grafis. Ini bukan kartu grafis main-main sebab dibekali 384 Shader Unit berkecepatan 533 MHz-720 MHz. Editing video jadi terasa enteng sekali.
Tambahan lagi, prosesor AMD A10-5757M pada Acer Z3-451 memiliki hingga 4 inti (core). Dilengkapi fitur AMD Turbo Core, prosessor ini mampu secara otomatis meningkatkan kinerja saat kita sedang menggunakan aplikasi berat. Karenanya situs resmi AMD Indonesia berani menjamin laptop ini selalu berjalan mulus tanpa lemot.
Ah, situs AMD Indonesia tentu saja bakal memuji produknya sendiri, Mas.
Betul. Tapi tak sekedar memuji, tim review AMD Indonesia juga menguji kemampuan prosesor AMD A10 pada Acer Z3-451 untuk menjalankan berbagai macam game berkategori berat. Yakni Battlefield 4, Grid Autosport, World of Tank, dan Pro Evolution Soccer 2017.
Seluruh pengujian, demikian laman amd-id.com memberi catatan, dilakukan dengan notebook berada pada kondisi High Performance dan sistem operasi Windows 10 64-Bit.
Hasilnya? Tiga game pertama dapat dijalankan dengan lancar tanpa hambatan, sekalipun untuk itu harus dimainkan dengan kualitas grafis Low di resolusi HD (1366x768p). Sedangkan PES 2017 dimainkan dengan kualitas grafis Medium.
Berikut infografis hasil pengujian Acer Z3-451 untuk keempat game tersebut.

Hasil pengujian prosesor AMD A10 pada laptop Acer Z3-451 pada beberapa game. GAMBAR: amd-id.com
Not bad-lah ya? Dan berdasarkan hasil pengujian ini saya jadi yakin sekali Acer Z3-451 tak akan menemui kesulitan untuk menjalankan Magix Movie Edit Pro 2016.
Keyakinan saya terbukti. Setelah menggunakannya selama empat bulan terakhir, tidak bisa untuk tidak mengatakan puas. Dalam skala 1-10, saya akan memberi penilaian 7,5. Tidak mungkin perfect memang, tapi setidaknya pekerjaan mengolah video untuk YouTube jadi jauh lebih lancar.
Dulu, saat masih menggunakan Acer E1-422 untuk mengedit video menggunakan Magix Movie Edit, maksimal saya hanya bisa memakai empat-lima layer. Lebih dari itu berpotensi besar crash. Apatah lagi menambahkan efek bermacam-macam. Musik untuk backsound saja hanya satu-dua.
Saya juga tidak bisa melihat pratayang footage yang dicepatkan (timelapse). Lebih parah dari itu, saya kesulitan mengedit hasil rekaman dengan resolusi Full HD (1920×1080 px). Kalau dipaksa bisa sih, tapi sepanjang pengerjaan tak sekalipun saya melihat preview-nya. Pilihan yang harus diambil daripada tiba-tiba programnya hang dan forced close.
Satu lagi, saya tidak bisa mengedit video berdurasi terlalu panjang. Lebih dari 10 menit bisa bikin saya ketar-ketir. Bisa dimaklumi sebab RAM-nya hanya 2GB dan prosesornya pun kurang memadai sebetulnya.
Kini, semua itu tak lagi saya alami. Mau pakai berapa layer-pun tak jadi soal, termasuk sebanyak mungkin efek dan musik. Mau melihat pratayang footage secepat apapun tak masalah, lancar jaya. Bikin video berdurasi panjang? Santai saja.
Yang paling membuat gembira, saya bisa menggunakan hasil rekaman dari manapun tak peduli resolusinya. Mau HD atau Full HD bukan halangan. Mau hasil rekaman kamera handphone, handy cam, action cam, kamera saku, ataupun kamera DSLR, semuanya bisa diolah tanpa hambatan.
Satu-satunya yang belum dicoba hanya rekaman 4K karena perangkat untuk merekamnya belum ada. Nantilah kalau sudah beli GoPro Hero 5 bakal saya coba. Atau doakan saya menang lomba berhadiah GoPro, hehehe.
Anyway, kalau mau lihat video-video yang saya hasilkan dengan Acer Z3-451 silakan kunjungi channel YouTube saya ya. Jangan lupa subscribe! π
Plus-Minus
Tak ada gading yang tak retak, begitu kata pepatah Melayu. Demikian pula dengan laptop Acer Aspire Z3-451 ini. Seperti saya bilang tadi, dalam skala 1 sampai 10 saya hanya memberi nilai 7,5.
Kelebihan utama Aspire Z3-451 terletak pada kemampuan prosesor dan harga yang bersahabat. Selebihnya, ada beberapa hal yang membuat laptop satu ini tidak nyaman digunakan. Setidaknya menurut saya ya.
Baiklah, kita ringkas saja dalam daftar plus-minus untuk menjabarkan kelebihan dan kekurangan laptop ini.
PLUS:
- Prosesor mumpuni. Laptop ini sangat memudahkan para pekerja grafis sekaligus memanjakan para gamer. Kemampuan teknis A10 Richland 5757M beda-beda tipis dengan Intel i5 4200U.
- Harga bersahabat. Ini dimungkinkan karena banderol prosesor AMD A10 yang jauuuh di bawah Intel Core i3 apalagi Intel Core i5, padahal kemampuannya boleh bersaing.
- Konektivitas komplit dengan begitu banyak port. Total terdapat masing-masing dua port USB 2.0 dan USB 3.0, lubang microphone dan speaker terpisah, satu slot card reader, serta masing-masing satu port VGA dan HDMI yang memungkinkan pengguna bekerja dengan tiga monitor sekaligus.
MINUS:
- Desain bodinya terkesan murahan. Bahan plastiknya begitu kentara, ditambah lagi logo Acer yang tampak sebagai sablonan. Sama sekali tidak berkelas. Berbeda dengan seri lain, contohnya Acer Aspire E1-422, yang logonya timbul mengkilat dalam warna chrome nan menawan.
- Baterai sangat boros. Sejak awal saya sudah aware dengan hal ini, sebab di laman resmi Acer banyak sekali yang mengeluhkannya. Bayangkan, baterai baru dalam kondisi penuh hanya bertahan kurang dari tiga jam untuk pemakaian normal. Alhasil, saya musti selalu menancapkan adaptor setiap kali memakai laptop ini. Untungnya Acer Aspire Z3-451 sudah dibekali teknologi trickle charging.
Satu tambahan lagi, papan ketik laptop ini menggunakan layout ISO yang biasa digunakan di Britania Raya. Ini agak mengganggu bagi yang terbiasa memakai perangkat dengan layout ANSI standar Amerika Serikat.
Paling sering sih salah pencet tombol Shift dengan Control di sebelah kiri bawah, karena ukurannya sama pendek. Di keyboard ber-layout ISO tombol Shift berukuran panjang. Perbedaan lain adalah letaknya yang berbeda satu baris.
Tombol lain yang juga berpotensi membuat bingung adalah Enter. Alih-alih memanjang ke samping seperti di keyboard ANSI, di Aspire Z3-451 tombol Enter memanjang ke atas. Tapi ini hanya soal kebiasaan saja sih. Nanti setelah terbiasa memakainya tentu tak ada masalah lagi. So, it’s not a big deal.
Begitu saja review Acer Aspire Z3-451 versi abal-abal dari saya. Semoga bermanfaat!
PERIPHERAL | Spesifikasi Acer Aspire Z3-451 |
---|---|
Prosesor | AMD Richland A10-5757M (4 MB, up to 3.5 GHz, 4MB L2 cache) |
RAM | 4GB DDR3L SDRAM 1600MHz (up to 16GB) |
Chipset | AMD |
Graphic Card | AMD RadeonTM HD8650G (Integrated) |
Sound Card | Realtek |
Storage | 500GB HDD 5400rpm |
Optical drive | DVD-Super Multi DL |
Connectivity | WiFi, Bluetooth, Port USB 3.0, Port USB 2.0, VGA Port, Port HDMI, Card Reader, DVD-RW, Dual Speaker |
Display | 14β HD (1366Γ768) 16:9 |
Operating System | DOS |
Baterries | 4 cells Li-ion |
Dimension | – |
Weight | – |
REFERENSI TEKNIS:
- versus.com/id/amd-a10-5750m-vs-intel-core-i5-4200u
- acerid.com/2017/02/aspire-z3-451-notebook-stylish-dengan-mesin-pendukung-gaming/
- amd-id.com/2017/01/gaming-review-acer-aspire-z3-451-tetap-handal-untuk-gaming-dengan-grafis-terintegrasi/
mas eko, saya juga pake laptop yang sama. tapi kok punya saya tiba2 sering restart sendiri dan malah sampe mati sendiri ya? padahal ga pake program berat, mohon pencerahannya. trims
SukaSuka
Wah, kenapa itu ya? Sistem operasinya mungkin ada masalah. Punya saya nggak begitu, Mas. Sejauh ini baik-baik saja dan semoga saja begitu terus.
SukaSuka
Kumisnya makin kandel Mas hehehe
SukaSuka
Hahahahaha.
SukaSuka
Senjata cari nafkah nih. Ternyata Acer kokoh juga, Mas.
SukaSuka
Iya, Mas. Nyatanya Acer pertamaku sudah empat tahun lebih masih tetap berfungsi dengan baik tak kurang suatu apa, kecuali daya tahan baterai yang semakin melemah. Tapi soal ini kurasa memang rata-rata laptop juga begitu.
SukaSuka
Betul, baterai hampir begitu kalau dah lama. Merek lain juga.
SukaDisukai oleh 1 orang
Acer semestinya bisa bersaing dengan Asus, sayang banget kini ponsel pintar ga digarap lagi. Istriku jg pakai Acer smartphone, puas katanya. Cuma cari baterai original susah nian.
SukaSuka
Istriku dulu juga kubeliin hape Acer apa itu lupa serinya. Malah sempat dibuatkan review di YouTube, mayan rame yang nonton. Hahaha. Cuma karena sama anak-anak suka dibuat instal macam-macam, lama-lama keok. Nggak ada konter yang bisa (atau mau?) memperbaiki.
SukaSuka