Highlight:

Ingin menyepi? Coba kunjungi 3 negara “sepi” turis nan indah ini

BAGI sebagian orang berwisata bukan cuma tentang mengunjungi sebuah destinasi lalu berfoto-foto narsis. Tak jarang wisatawan melakukan perjalanan untuk menikmati suasana di tempat tujuannya. Karenanya mereka mencari destinasi yang hening untuk menyepi, menyendiri. Sebagian ingin menenangkan diri, beberapa yang lain sekedar mencari suasana baru.

Kabar baiknya, ternyata masih ada lho negara-negara di dunia dengan obyek-obyek wisata indah dan berpotensi mendatangkan puluhan ribu wisatawan, tapi malah sepi pengunjung. Kenapa jadi kabar baik? Sebab tempat-tempat seperti ini cocok bagi kamu yang suka suasana hening dan syahdu.

Sepi pengunjung di satu sisi merupakan kekurangan bagi pengelola tempat wisata. Namun bagi para pencari ketenangan dan keheningan, obyek wisata yang sepi merupakan destinasi impian. Di sini wisatawan yang memang mencari tempat untuk menikmati setiap keindahan alamnya sembari bersantai tak akan terganggu oleh banyaknya turis yang datang.

Jika kamu salah satu di antara pencari kesunyian itu, maka kamu harus menyusun agenda untuk mengunjungi Timor Leste, Tuvalu, dan Kribati atau Kiribati. Dari ketiga negara tersebut, Timor Leste menawarkan tiket paling murah, yakni seharga Rp1.764.000.

Keindahan apa saja yang dimiliki tiga negara ‘miskin’ turis tersebut? Berikut ulasan singkat yang saya rangkum dari beberapa referensi online.

One Dollar Beach di Dili, Timor Leste

One Dollar Beach di Dili, salah satu pantai cantik di Timor Leste. FOTO: Marino Žagar/Panoramio.com

1. Timor Leste

15 tahun sudah Timor Leste berpisah dari Republik Indonesia. Meski tak lagi diwarnai pergolakan antarfaksi, negara muda ini masih terus membenahi diri. Wajar jika banyak turis mancanegara belum menyadari keindahan alam bekas provinsi kita yang bernama Timor Timur ini.

Karena masih minim turis, tempat-tempat wisata di Timor Leste dijamin sunyi dan hening. Cocok bagi penikmat keindahan alam yang butuh ketenangan. Jadi tak ada salahnya jika kamu ‘mencuri start‘ dan berkunjung ke Timor Leste.

Timor Leste terletak di pulau yang sama dengan sebagian wilayah provinsi Nusa Tenggara Timur, Pulau Timor. Karenanya negara muda ini memiliki keindahan alam yang tak kalah menawan dari NTT. Utamanya pemandangan laut dan pantai.

Bagi yang hobi naik gunung, kamu bisa mencoba naik ke Pegunungan Ramelau. Bernama lain Tatamailau atau Tata Mailau, pegunungan ini merupakan yang tertinggi di Timor Leste sekaligus di Pulau Timor. Puncaknya berada di ketinggian 2.986 mdpl, dan hanya berjarak 70 km dari Kota Dili.

Obyek wisata gunung lain yang layak masuk daftar kunjung adalah Pegunungan Matebian atau Matebean. Tingginya 2.316 mdpl, terletak di Distrik Baucau yang berjarak 125,5 km dari Dili. Tak hanya menikmati lansekap Timor Leste dari ketinggian, di puncak pegunungan yang dikenal sebagai Mountain of the Dead ini kita juga dapat melihat patung Kristus berukuran raksasa.

siput laut (nudibranch) di bawah laut perairan Pulau Atauro, Timor Leste.

Siput laut (nudibranch) tengah merayap di bebatuan karang bawah laut perairan Pulau Atauro. FOTO: Mark Erdmann/Conservation International via theguardian.com

Pesona alam bawah laut Timor Leste pun masih perawan. Salah satu spot terbaik untuk menyelam berada di Pulau Atauro, 25 km di utara Dili. Dengan panjang pantai 23 km, Atauro dihuni 8.000 orang. Berdasarkan temuan terbaru ilmuwan, perairan Pulau Atauro memiliki spesies ikan karang paling beragam dibanding tempat lain di dunia.

Terbayang kan bagaimana serunya diving dan snorkelling di bawah laut Pulau Atauro.

Begitu pula dengan keindahan baharinya. Timor Leste memiliki Areia Branca, sebuah pantai yang memiliki air laut biru dan jernih serta hamparan pasir putih nan lembut. Jaraknya tak sampai 9 km ke timur laut Dili, dan sangat dekat dengan obyek wisata religi Cristo Rei atau Patung Kristus Raja setinggi 27 meter yang terletak di Bukit Fatucama.

Tertarik mengunjungi Timor Leste? Kamu dapat menggunakan pesawat terbang dengan tujuan Presidente Nicolau Lobato International Airport yang terletak tak jauh dari pusat Kota Dili. Hampir seluruh maskapai Indonesia melayani penerbangan jurusan Jakarta-Dili via Denpasar.

Satu tips ringan bagi kamu yang ingin berkunjung ke Timor Leste, jangan lupa tukarkan uang Rupiah ke dolar Amerika Serikat demi memudahkan transaksi selama di sana. Sebenarnya Timor Leste memiliki mata uang sendiri, yakni Centavos. Namun warga lebih menyukai transaksi dalam dolar AS.

Berwisata ke Timor Leste tak perlu bingung soal komunikasi. Meski sudah menjadi negara sendiri, sebagian besar warga Timor Lorosae masih menggunakan bahasa Indonesia sebagai media komunikasi utama. Selain itu mereka juga berbicara dalam bahasa Portugal, Tetun, dan Inggris.

Sebuah pulau kecil di tengah Laguna Funafuti, Tuvalu.

Sebuah pulau kecil di tengah Laguna Funafuti, Tuvalu. FOTO: Jose Arnao/Pinterest.com

2. Tuvalu

Mendambakan liburan ekslusif tanpa harus banyak bertemu dengan turis lokal atau mancanegara? Kamu bisa coba sambangi Tuvalu, sebuah negara kecil – bahkan sangat kecil sekali, hanya seluas 26 km persegi – di Samudera Pasifik bagian selatan.

Terletak di antara Hawaii dan Australia, Tuvalu merupakan negara kepulauan karang yang terdiri dari sembilan atol kecil. Dulu wilayah ini dikenal dengan nama Ellice Islands. Ibukota dan pusat pemerintahan terletak di Pulau Funafuti, atol di mana 50% lebih penduduk Tuvalu bermukim.

Karena jaraknya yang jauh terpencil di tengah Samudera Pasifik, Tuvalu jarang dikunjungi wisatawan. Dalam setahun negara ini hanya didatangi sekitar 1.000 turis. Bandingkan dengan Indonesia yang sepanjang tahun 2016 didatangi lebih dari 12 juta wisawatan asing.

Sungguh disayangkan sekali. Padahal Tuvalu memiliki obyek-obyek wisata cantik nan eksotis. Sebut saja Laguna Fanafuti dengan gradasi warna lautnya yang biru tua berpadu biru muda dan kehijauan. Ini tempat yang cocok untuk diving, snorkelling, ataupun sekedar berenang-berenang manja di laut.

Pemandangan bawah lautnya sangat kaya, dengan keaneka-ragaman hewan laut tak terkira. Yang paling menonjol adalah kura-kura laut dan ikan-ikan laut tropisnya. Dipadu dengan sejumlah pulau-pulau kecil tak berpenghuni tempat burung-burung laut singgah.

Bagi penyuka sejarah seperti saya, di Tuvalu terdapat banyak sekali situs-situs peninggalan Perang Dunia II alias Perang Pasifik. Tuvalu, terutama Funafuti, menjadi saksi pertempuran sengit antara serdadu Jepang yang hendak menyerang Pearl Harbour dengan tentara Amerika Serikat.

Funafuti International Airport

Bandara Internasional Funafuti, pintu masuk Tuvalu melalui jalan udara, diabadikan dari atas pesawat terbang. FOTO: Alastair Grant/AP via dziennik.pl

Tak hanya itu, penduduk lokal Tuvalu nan ramah memiliki kebiasaan kuliner unik yang dikenal sebagai Ocean Restaurat. Bukan restoran di tengah lautan, melainkan mereka suka memakan ikan mentah-mentah tanpa bumbu dan tanpa dimasak. Ikan cuma dibersihkan dan langsung dimakan.

Amis? Bagi kita yang terbiasa menyantap ikan matang berbumbu mungkin iya. Tapi menurut penduduk Tuvalu, ikan mentah terasa lebih segar dan manis sehingga tidak perlu bumbu.

Oya, jangan lupakan kekayaan budaya dan tradisi di Tuvalu. Bagi kawan-kawan saya dari Tidore, negara satu ini sudah familir karena sejarah lisan mereka menuturkan kekuasaan Sultan Nuku sampai ke Tuvalu. Itu sebabnya, menurut kepercayaan orang Tidore, beberapa atol di Tuvalu memakai nama Nuku. Misalnya Nukufetau dan Nukulaelae.

Untuk menikmati semua keindahan dan kekayaan Tuvalu tersebut, kita musti membayar dengan perjalanan sangat panjang. Tidak ada penerbangan langsung menuju Tuvalu dari Jakarta. Tapi kamu dapat mengakalinya dengan terbang ke Singapura terlebih dahulu.

Dari Changi Airport, penerbangan dilanjutkan dengan maskapai Fiji Airways tujuan Nadi International Airport di Fiji. Dari sini, sambung penerbangan menuju Nausori International Airport alias Suva. Ini merupakan bandara internasional terbesar kedua di Fiji. Terakhir, barulah kita dapat terbang langsung ke Funafuti International Airport di Tuvalu.

Kiribati beaches

Salah satu keunikan di Kiribati, di mana kita dapat memancing di laut lepas di atas pulau pasir putih nan mungil. FOTO: kiribatitourism.gov.ki

3. Kiribati

Kiribati atau Kribati berada tidak jauh dari Tuvalu. Tepatnya di sebelah utara, masih sama-sama di kawasan Samudera Pasifik Selatan. Sama seperti tetangganya tersebut, Kiribati merupakan negara yang terbentuk dari gugusan atol. Ada sebanyak 33 atol yang terangkai menjadi negara bernama Kiribati.

Banyaknya atol di Kiribati dapat dijadikan destinasi pas bagi kamu yang butuh tempat sunyi untuk berkontemplasi. Atau kamu seorang pengarang yang ingin berkonsentrasi penuh merampungkan kisah fiksi? Masukkan Kiribati dalam daftar destinasi impianmu.

Terletak di tengah samudera lepas, Kiribati memiliki keindahan bahari yang sangat memukau. Gugusan atol-atolnya benar-benar alami, dengan pesisir pantai berpasir putih bersih dipenuhi tetumbuhan tropis dan pohon-pohon kepala menjulang tinggi.

Air laut berwarna biru jernih mengepung Kiribati. Menyaksikan sunrise atau sunset akan terasa sangat romantis di tepian pantai negara yang beribukota South Tarawa ini. Selain itu, di Kribati banyak ditemukan rumah-rumah tropis terbuat dari kayu. Salah satunya bisa jadi tempatmu menginap selama berwisata di sini.

Kribati juga menjadi surga bagi kamu yang suka berselancar, menyelam, berenang, atau memancing. Kekayaan lautnya sangat berlimpah ruah. Mau dipancing seharian penuh pun tak akan habis-habis ikannya. Bisa jadi malah kamu yang jadi capek sendiri, hehehe.

Dan karena menjadi jalur pelayaran tentara Jepang saat hendak menyerang Amerika Serikat, Kiribati menyimpan banyak sekali peninggalan Perang Pasifik selama Perang Dunia II. Kamu dapat mengunjungi bunker-bunker persembunyian, maupun senjata-senjata yang digunakan tentara Jepang maupun AS semasa perang.

Gilbert Island, Kiribati

Pulau Gilbert di Kiribati tampak dari udara. Kebanyakan daratan di Kiribati terbentuk dari karang dan atol. FOTO: Rough Guides/Pinterest.com

Sayangnya, tidak banyak pelancong sudi datang untuk menikmati keindahan laut Kiribati. Berdasarkan data dari United Nations World Tourism Organization (UNWTO), sepanjang tahun 2013 hanya ada sebanyak 6.000 turis asing yang mengunjungi Kiribati.

Salah satu penyebab turis enggan datang ke Kiribati bisa jadi ketakutan mengenai semakin lenyapnya daratan di sana. Perubahan iklim global membuat air laut naik sehingga daratan Kiribati tenggelam dan menghilang. Ini menyebabkan pemerintah Kiribati membeli tanas seluas 6.000 are dari Fiji untuk mengatasi kekurangan lahan.

Faktor lain mungkin saja faktor jarak, yang berbanding lurus dengan ongkos penerbangan. Bagi kita di Indonesia, perjalanan sangat panjang menanti sebelum sampai di Kiribati. Tidak ada penerbangan langsung dari Jakarta ke Kiribati. Opsi yang tersedia adalah penerbangan melalui Kepulauan Marshall (dua pekan sekali) atau transit di Fiji (sepekan sekali).

*****

Bagaimana, indah bukan obyek-obyek wisata yang dimiliki ketiga negara ‘miskin’ turis di atas? Terlepas dari kendala transportasi yang dimiliki negara-negara tersebut, tidak ada salahnya kamu sempatkan datang dan rasakan sendiri keindahannya.

Segera cek tiket pesawat melalui Reservasi.com dan dapatkan harga tiket yang bersahabat menuju Timor Leste, Tuvalu, atau Kiribati. Tinggal pilih saja 😀

Referensi:

– Wikipedia
– tuvaluislands.com/ww2/ww2-index.htm
– theguardian.com/world/2016/aug/17/atauro-island-timor-leste-the-push-to-protect-the-most-biodiverse-waters-in-the-world
– theguardian.com/world/gallery/2016/aug/17/timor-leste-biodiversity-multicoloured-wonders-of-atauro-island-in-pictures
– indonesia.travel/en/post/indonesia-tourist-arrivals-in-2016-reaches-12-023-million-goal-surges-15-54

Menulis di GoodNovel dan raih penghasilan ratusan USD!
About Bung Eko (52 Articles)
Let's blog with happiness :)

8 Comments on Ingin menyepi? Coba kunjungi 3 negara “sepi” turis nan indah ini

  1. Wahhh .. Timor leste semakin kenal dunia karna destinasi wisatanya yang sangat memukau. kalo pencinta traveler pasti mentingin biaya yg mahal, yang pasti hasyrat ingin melihat keindahan akan terbayar lunas

    Suka

  2. wow nggak nyangka udah mau 15 tahun aja ya Timor Leste lepas dari Indonesia. Oh ya kah di sana serba mahal? Itu ongkos transportasi nya aja lumayan ya 1,2juta tapi aku memang sering penasaran sih sama Timor Leste, hehe. Kalau yang Tivalu sm Kiribati tadi ketakutan ku sama, takut tiba-tiba ada tsunami, hoho. Tapi memang sudah kebayang sih indah banget pastinya.

    Suka

  3. negara di oceania emang asyik
    apalagi guam tokelau dan sejenisnya
    sayang masih jarang yg ke sana

    Suka

  4. Tuvalu …. Bener bener sepi karena akses kesananya yang memang nggak murah. Tapi pantainya cakep cakep banget

    Suka

  5. Mupeng ya mas. Timor Leste pasca lepas (kembali) dari Indonesia jadi eksotis banget di mata para traveler. Tapi begitu tahu di sana serba mahal, jadi ciut aku haha.

    Suka

  6. Luar biasa indah, gambarnya bung. Tadi awalnya aku berharap negara Aceh salah satu tempatnya. Eh ternyata gak.
    Heheehehe.

    Suka

    • Terima kasih, gambar boleh nyomot di Google Image kok. Jadi puji saja Google Image 😀

      Btw, sekalipun sekarang bernama Nanggroe Aceh Darussalam (nanggroe = negara) tapi Aceh masih berstatus salah satu provinsi di Republik Indonesia, bukan negara berdaulat.

      Suka

Beri komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.