Highlight:

5 Kuliner khas Tidore yang bikin ngiler

Dengan kekayaan rempah-rempahnya, jangan heran kalau Tidore punya kuliner khas nan menggoda.

APA yang paling membuatmu penasaran saat berkunjung ke tempat baru? Kalau saya ada dua hal. Pertama, cerita atau sejarah daerah tersebut sehingga saya selalu tertarik mengunjungi situs-situs bersejarah yang ada di sana. Kedua, kuliner alias makanan dan minuman khasnya.

Demikian pula saat menyebut nama Tidore. Soal sejarah, saya sudah menulis satu artikel panjang yang merangkum perjalanan Kesultanan Tidore sejak 1521. Saya seorang history enthusiast, jadi jangan heran kalau artikel yang saya hasilkan begitu panjang. Silakan baca ya.

Baca juga: Visit Tidore Island – Menelusuri Jejak Sejarah Pulau Rempah

Nah, bicara kuliner setidaknya ada lima makanan-minuman khas Tidore yang memikat mata sekaligus perut saya. Tentu saja ini kuliner yang belum pernah saya cicipi sebelumnya. Jadi, benar-benar membuat penasaran dan ngiler berat.

Sejak ratusan tahun lalu Tidore dikenal sebagai penghasil rempah-rempah berkualitas baik. Melimpahnya pala, cengkeh, dan lada yang dihasilkan Kesultanan Tidore membuat pedagang-pedagang asing berdatangan kemari. Pedagang Jawa, Melayu, India, Arab, sampai kemudian bangsa-bangsa Eropa yang sangat bernafsu menguasai daerah ini.

Dengan kekayaan rempah-rempah seperti itu, jangan heran kalau Tidore mempunyai kuliner khas yang sedapnya menggoda. Oke, setidaknya ini dari apa yang saya baca dan foto-foto yang bertebaran di Google, juga beberapa situs kuliner. Mudah-mudahan kelak saya dapat kesempatan menyambangi Tidore dan membuktikan sendiri hal tersebut.

Jadi, andaikan saja ada yang khilaf mengajak ke Tidore, saya paling penasaran sama lima kuliner berikut. Saya pilih kuliner yang benar-benar khas baik paduan bahan baku pembuatan, bentuk, kemasan, maupun cara penyajiannya. Sebisa mungkin makanan tersebut juga bukan yang mudah ditemui di tempat lain, khususnya di Jawa.

Apa saja? Yuk, kita intip sama-sama berdasarkan referensi sana-sini!

1. Popeda/Papeda

Popeda atau papeda adalah olahan sagu yang dimasak, direbus. Kalau kamu tahu lem Glucol, kira-kira seperti itulah teksturnya. Kenyal-kenyal dan lengket, serta tentu saja tidak ada rasanya. Karena itu popeda musti dimakan dengan sayur berkuah, dan yang paling umum dijadikan pelengkapnya adalah ikan kuah kuning.

Awalnya saya bingung bagaimana bisa orang Tidore makan popeda, yang cuma beda satu huruf dengan papeda. Selama ini yang saya tahu papeda adalah makanan khas Papua. Semasa kos di Jogja, ada tetangga saya orang Bugis yang lahir dan besar di Papua. Namanya Mutmainnah, lebih beken sebagai Mbak Inna.

Nah, Mbak Inna ini buka warung makan di Jl. Kusumanegara, tepat di depan Pamela Swalayan/Toko Flora. Karena pelanggannya banyak mahasiswa Papua, Mbak Inna juga menyediakan papeda.

Jadi, saya pikir papeda itu makanan khas Papua. Tapi setelah membaca lebih banyak sejarah Tidore, saya punya kesimpulan berbeda. Sangat besar kemungkinan justru orang Tidore-lah yang memperkenalkan popeda ke Papua, sebab dulu wilayah Kesultanan Tidore mencapai Raja Ampat dan sebagian besar wilayah kepala burung Pulau Papua.

2. Tela Gule

Hanya sedikit informasi mengenai makanan satu ini di Google, apatah lagi mencari fotonya. Satu-satunya foto yang dapat saya lihat ada di buku panduan wisata Explore the Enchanting Tidore terbitan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tidore Kepulauan.

Tela gule adalah makanan olahan jagung. Digiling hingga halus, lalu dimasak seperti nasi. Saya kontan teringat sega jagung-nya orang Jawa, tapi penyajian tela gule tampaknya berbeda. Sebab sega jagung hanya ditumbuk kasar lalu dikukus, tidak sampai digiling halus.

Menurut beberapa blog milik ngofa (putera asli) Tidore yang saya temui, tela gule bakal terasa lebih sedap jika dimakan dengan masakan-masakan lain. Wa bil khusus sayur berkuah santan. Misalnya dalo waho (sayur lilin), foki pele (terong dimasak santan), uge ake (rebusan bunga pepaya dan daun kelor), ditambah ikan goreng.

Pendek kata, meski judulnya cuma mencicipi tela gule, tapi saya juga bisa makan banyak makanan khas Tidore lainnya. Sekali lahap, 4-5 makanan ditelan. Hehehe.

Btw, benar-benar sulit mencari foto maupun video tela gule di Google maupun media lain di internet. Sepertinya suatu saat saya memang harus ke Tidore untuk mendokumentasikan makanan satu ini, baik dalam bentuk foto, video, dan tentu saja posting blog. Insya Allah.

3. Berbagai Olahan Sagu

Benar, sagu bisa jadi bahan pembuatan lem kertas. Tapi makanan bernama sagu di Tidore tidak cuma terbuat dari tepung pohon sagu. Ada sagu berupa makanan kering yang terbuat dari singkong alias ketela. Sagu yang ini biasanya dimakan dengan gohu (daging ikan mentah dicincang dan dibumbui) atau dabu-dabu (campuran sayuran mentah dengan bumbu dasar dan minyak goreng).

Lagi-lagi, niat mencicipi sagu saja membuat saya bakal ikut menikmati dua makanan khas Tidore lainnya. Alangkah pintarnya saya ini 🙂

Ada lagi sagu lempeng atau sagu kasbi (hula keta), yang disajikan dalam keadaan matang dipanggang. Kalau terbuat dari tepung sagu namanya hula garo, sedangkan yang terbuat dari tepung singkong dinamai hula daso.

Sagu lempeng yang selesai dipanggang biasanya masih lembek selama beberapa hari. Sagu lempeng begini oleh orang Tidore disebut sagu lombo, dan cocoknya dimakan dengan gohu seperti pada foto di awal posting.

Kalau dalam keadaan kering, sagu lempeng dapat bertahan sangat lama. Menurut catatan pelaut Inggris, konon, sagu lempeng kering pemberian Sultan Baabullah (Kesultanan Ternate) yang mereka bawa dapat bertahan setidaknya 10 tahun.

4. Kopi Dabe

Cukup dengan aneka makanan khas, dari minuman saya paling penasaran dengan kopi dabe. Sesuai namanya tentu saja ini kopi. Kata “dabe” dalam bahasa Tidore berarti “baku tambah” alias “saling menambahkan.” Ditambah apa? Ditambah rempah-rempah pilihan sehingga membuat rasanya berbeda dari kopi kebanyakan.

Pembuatan kopi dabe tak ubahnya kopi lain, yakni diseduh air mendidih dan diberi gula sebagai pemanis. Bedanya, air yang dipakai menyeduh kopi adalah rebusan aneka rempah seperti jahe, kayu manis, cengkeh, dan pala. Terkadang juga ditambah daun pandan untuk memberi aroma wangi.

Kopi dabe sudah ada sejak jaman dahulu kala. Sejak ratusan tahun lalu. Konon, dulu kopi ini hanya disajikan untuk tetamu kehormatan Sultan Tidore.

Masa itu, membuatnya pun harus menggunakan belanga khusus terbuat dari tanah liat yang didatangkan dari Pulau Mare, pulau di selatan Tidore. Karenanya belanga itu disebut balanga mare. Tapi kini pembuatan kopi dabe sudah memakai panci-panci modern. Malah nyaris tak ada lagi yang menggunakan belanga tanah liat.

Oya, kopi dabe benar-benar minuman khas Tidore. Bahkan di Ternate yang hanya berjarak sepelemparan batu pun tidak dijumpai minuman ini.

5. Kue Asidah

Melengkapi makanan berat dan minuman, saya pungkasi daftar ini dengan jajanan khas Tidore. Dan dari sekian macam jajanan yang ada, saya paling penasaran ingin mencicipi kue asidah. Kenapa? Alasan satu-satunya karena kue ini tidak mirip kue-kue yang pernah saya makan di Jawa.

Konon, kue asidah adalah makanan khas Tidore yang terpengaruh budaya Arab. Warna merah kecoklatan pada kue ini aslinya dikarenakan kandungan kurma yang menjadi salah satu bahan. Namun demi menghemat biaya pembuatan ada pula yang berkreasi mengganti kurma dengan gula aren.

Boleh jadi kue asidah diperkenalkan oleh pedagang-pedagang Arab yang dulu singgah ke Kesultanan Tidore saat mencari rempah-rempah. Karenanya ada juga yang menyebut kue ini sebagai dodol Arab mengingat bentuk dan teksturnya yang memang mirip dodol.

Meski mirip dodol, yang membuat kue asidah berbeda adalah cita rasa serta cara penyajiannya. Kalau dodol di Jawa biasanya dicetak persegi lalu dipotong-potong kecil, tanpa tambahan apa-apa, kue asidah disajikan berbentuk separuh bola di atas piring. Kemudian disiram ghee (mentega India) di atasnya sebagai topping.

Saya pun membayangkan, betapa nikmatnya mencamil kue asidah sembari mereguk kopi dabe panas-panas pada sore hari, menyaksikan matahari terbenam dari tepi Pantai Rum. Atau dari sejuknya Desa Kalaodi. Ah, jadi berkhayal deh.

Ya Allah, Baim ingin visit Tidore Island dan mencicipi makanan-minuman khasnya yang bikin ngiler ini. Insya Allah

Ini tulisan kedua untuk diikut-sertakan dalam Lomba Menulis Blog “Tidore untuk Indonesia” yang diadakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tidore Kepulauan. Tulisan ini tidak menang, tapi saya tetap jadi salah satu pemenang berkat tulisan pertama. Judul dan isi posting ini saya ubah sedikit nggak apa-apa kan ya?

Referensi:
– Buku Explore the Enchanting Tidore
– sofyandaudgarasi.blogspot.co.id/2017/02/tidore-dan-hasanahnya_20.html
– gamalamanews.com/2017/01/25/kopi-dabe-minuman-kaya-rempah-khas-tidore/
– jagowisata.blogspot.co.id/2014/12/papeda-makanan-khas-tidore.html
– blog.jalamalut.com/2016/11/di-balik-secangkir-kopi-rempah.html
– ulinulin.com/posts/mencicipi-papeda-kolaborasi-sagu-dengan-ikan-khas-tidore
– jdfoodiary.blogspot.co.id/2014/12/culinary-makanan-khas-maluku-utara.html
– dapurkaysa.blogspot.co.id/2012/08/asida-ambon-tu-mirip-dengan-indonesia.html

Foto-Foto:
Sagu dan Gohu: jdfoodiary.blogspot.co.id/2014/12/culinary-makanan-khas-maluku-utara.html
Popeda: thumbnail video di https://www.youtube.com/watch?v=Epp-RXPtVcY
Sagu Lempeng:commons.wikimedia.org/wiki/File:Sago_starch_product_sagu_lempeng_from_Maluku,ID_feb2002.jpg
Kopi Dabe: blog.jalamalut.com/2016/11/di-balik-secangkir-kopi-rempah.html
Kue Asidah: dapurkaysa.blogspot.co.id/2012/08/asida-ambon-tu-mirip-dengan-indonesia.html

Menulis di GoodNovel dan raih penghasilan ratusan USD!
About Eko Nurhuda (412 Articles)
A happy father of three. Blogging and making video for fun. Love food, book, music, and sometime football #YNWA

15 Comments on 5 Kuliner khas Tidore yang bikin ngiler

  1. Trus kopi dabenya jadi fav ya selama di sana mas haha

    Suka

  2. Wah..papeda enak tuh. Dulu saya pernah makan waktu masih tinggal di Ambon 🙂

    Suka

  3. Makasih banyak, Mas. Bacan? Itu nama kesultanan tetangganya Tidore deh kayanya. Hahaha. *becanda*

    Suka

  4. Makasih banyak, Mbak. Iya nih, penasaran banget sama beberapa kuliner khas Tidore, terutama yang ada dalam daftar di posting ini. Insya Allah, nanti dibahas satu-satu sepulang dari sana 🙂

    Suka

  5. Top kawan! selamat berlibur, kalau masih ada bacan nitip ya…he3…

    Suka

  6. Besok, setelah ke Tidore, pasti akan lebih banyak lagi kuliner Tidore yg akan ditulis oleh Mas Eko. Aku nantikan ceritanya lagi yo Mas. Selamat Halan halan nang Tidore.

    Suka

  7. Alhamdulillah, akhirnya bisa icip-icip makanan Tidore juga. Hihihi, Makasih banyak ya, Kak.

    Suka

  8. Hehehe, makasih banyak, Mbak. Cuma yang menang bukan tulisan ini, saya buat dua tulisan sih 🙂

    Suka

  9. Waaah saya juga bahas kuliner tidore loh pak, tapi stlah membedakan dengan tulisan ini punya saya kalah details. Btw selamat ya pak akhirnya terkabul kulineran di tidore

    Suka

  10. Sebagai salah satu pemenang lomba ini bakal bikin angan-angan buat nyicipin kuliner di Tidore jadi kenyataan ya, mas. Hehehe… akhirnyaaaa… selamat ya! Ditunggu laporan pandangan mata kuliner dari tekapeh :D.

    Suka

  11. Yep, kudu nyobain langsung emang biar tahu gimana rasanya 🙂

    Suka

  12. semuanya unik dan aku ga bisa bayangin kalau ga nyoba langsung ahhaha

    Suka

  13. Tulisan yg keren. Tidore yg indah …semoga kesampaian kesana

    Suka

3 Trackbacks / Pingbacks

  1. 6 Tempat Wisata Unik di Bali yang Mungkin Belum Kamu Tahu – bungeko.com
  2. Jadi Blogger Super dengan Laptop Intel 2in1 – bungeko.com
  3. Perjalanan Panjang ke Tidore – bungeko.com

Beri komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.