Highlight:

Canon Powershot SX610 HS, kamera saku harga hemat dengan kemampuan wah

DALAM satu diskusi di grup WhatsApp, kawan-kawan blogger membahas soal kamera sebagai salah satu perlengkapan utama. Rata-rata sepakat bahwa seorang narablog tak lagi cukup hanya piawai menuliskan kata-kata, baik berupa reportase maupun review. Lebih dari itu, blogger masa kini dituntut untuk dapat menghasilkan foto yang menarik sebagai pelengkap konten.

Well, tak lama setelah diskusi tersebut saya membaca sebuah referensi yang lebih mak jleb. Menurut riset Cisco, video online bakal mendominasi 69% dari keseluruhan trafik internet di tahun 2017. Survei lain yang dilakukan Nielsen menunjukkan bahwa sekitar 64% pemasar bakal menyiapkan strategi promosi dengan video sebagai konten utama.

Di lain pihak, Mark Zuckerberg sempat mengatakan pengguna internet akan lebih senang berbagi informasi menggunakan video. Jadi, konten video bisa dipastikan bakal semakin mendominasi trafik internet. Facebook sendiri terus mengembangkan kemampuannya untuk berbagi video. Wacana untuk berbagi penghasilan iklan dengan kreator video pun pernah diapungkan.

Chief Operating Officer Facebook, Sheryl Sandberg, mengatakan bahwa pihaknya menggarap dengan serius konten video dan ia percaya video akan memainkan peran penting dalam membawa lebih banyak pemilik mereka untuk promosi di perangkat mobile. (Sumber)

Lalu, hubungannya dengan blogger dan kamera? Sangat berhubungan sekali! Blogger yang ingin terus eksis wajib mulai belajar memproduksi video. Konten blog berupa teks akan tetap abadi, itu pasti. Tapi kita tidak bisa mengelak dari perubahan, dan mau tidak mau berkompromi dengan selera pemirsa.

Lagipula video bisa disematkan di konten blog. Sedangkan di deskripsi video bisa kita letakkan tautan menuju blog bagi pemirsa yang ingin tahu lebih banyak setelah menonton video. Keduanya saling mendukung, saling menguatkan.

Kamera Murah Meriah
Singkat kata, seorang narablog dituntut memiliki kamera sebagai peralatan utama membuat video. Sebenarnya kamera smartphone pun tidak masalah. Tapi, menurut saya, biar bagaimanapun kamera yang memang dirancang khusus untuk menangkap gambar dan audio visual tetap lebih unggul ketimbang kamera smartphone.

Dan, itulah yang lantas mendorong saya untuk nekat membeli Canon Powershot SX610 HS. Bukan kamera mahal, sekalipun jauh lebih mahal dari smartphone Asus Zenfone C yang saya pakai. Harga kamera Rp 2 juta lebih sedikit di Bukalapak, jadi jangan bandingkan dengan kamera DSLR yang harganya tiga-empat bahkan 10 kali lipatnya.

Tapi saya sudah dibuat puas sekali dengan kemampuan kamera satu ini. Resolusinya 20,2 megapiksel, dengan sensor BSI CMOS berukuran 1/2.3″ yang memungkinkan kita mengambil foto sebesar 5184×3888 piksel, ISO maksimum 3200. Jujur saja saya kurang begitu paham dengan teknis begini. Yang saya tahu, dengan resolusi sebesar 20 MP saya bisa membuat video berkualitas baik, setidaknya high definition (HD).

Lensa yang digunakan kamera ini memiliki focal length 25–450 mm pada standar kamera 35mm. Lalu prosesor Digic 4+ yang tertanam menyertakan fitur Noise Reduction untuk meminimalisir gangguan saat pengambilan gambar. Hasil foto dan video jadi lebih jernih.

Lalu satu hal lagi yang saya jadikan pertimbangan utama dalam memilih kamera adalah kemampuan zoom-nya. Canon Powershot SX610 HS memiliki optical zoom 18x, membuat saya dapat merekam orang di jarak beberapa ratus meter seperti di depan mata. Ini penting kalau mau membuat video atau foto candid alias dengan kamera tersembunyi.

Catatan: Kamera Canon Powershot SX610 HS sudah agak susah dijumpai di pasaran. Tapi kamu bisa pilih Canon SX620 HS yang mirip sekali dengan kamera yang saya pakai ini.

Kalau optical zoom 18x belum cukup, kita masih bisa melakukan zooming lebih jauh tapi dengan kualitas gambar pecah-pecah. Saya sendiri selalu berupaya agar zoom tidak melebihi 18x. Kalau mau lebih besar/dekat, saya yang mendekati obyek agar hasil rekaman tetap jernih.

Satu lagi, bagi pemula seperti saya fitur autofocus sangat membantu. Saya tidak perlu menyetel ini-itu, langsung saja bidik dan rekam. Cuma autofocus Canon Powershot SX610 HS masih terhitung lambat. Butuh beberapa detik sampai lensa bisa fokus ke obyek yang dibidik.

Overall, kalau pakai standar price per performance saya akan beri nilai 8 untuk kamera ini. Ada beberapa kekurangan, tapi itu tidak terlalu mengganggu. Yang pasti kalau kebutuhannya hanya mengambil foto atau merekam video standar, kamera ini sudah lebih dari cukup. Saya sangat menyarankannya bagi teman-teman yang tertarik belajar membuat video.

Saya sendiri sebenarnya sedang mengidam-idamkan kamera lain. Sebagai Canon fanboy, tentu yang saya incar kamera Canon juga. Saya mencari kamera yang terdapat jack untuk mikrofon agar video yang dihasilkan lebih oke lagi kualitas audionya. Lihat-lihat di laman kamera Canon Lazada ini, saya dibuat kepincut oleh satu-dua kamera.

Cuma kamera baru itu masih rencana ke depan. Nanti dululah, sembari menabung saya puas-puaskan membuat video dan jeprat-jepret memakai Canon Powershot SX610 HS. Fokus pada peningkatan skill. Toh, apalah gunanya kamera bagus dan mahal kalau skill kita abal-abal. Hehehe, no offense ya. 🙂

Oya, berikut ini contoh video hasil rekaman Canon Powershot SX610 HS. Untuk contoh hasil foto, foto kedua dan ketiga pada posting ini dijepret menggunakan kamera kesayangan saya tersebut.

Catatan: BUKAN SPONSORED POST.

Menulis di GoodNovel dan raih penghasilan ratusan USD!
About Eko Nurhuda (412 Articles)
A happy father of three. Blogging and making video for fun. Love food, book, music, and sometime football #YNWA

8 Comments on Canon Powershot SX610 HS, kamera saku harga hemat dengan kemampuan wah

  1. Aih, dipuji jadi besar kepala nih. Hehehe…
    Iya, Mbak, sebelum make kamera lebih bagus saya mau ningkatin skill dulu, terutama pengambilan gambar yang baik dan enak dilihat. Biar yang nonton video betah nantinya 🙂

    Suka

  2. Hasilnya bagus kok, Mas nggak kalah sama DSLR atau mirrorless. Padahal hanya dari kamera pocket. Yang penting skill fotonya udah oke.

    Suka

  3. Iya dong, 20.1 MP lho. Lensanya juga oke. Dipake dalam kondisi low light pun tetap bening hasilnya, asal nggak gelap tanpa cahaya sama sekali. Hihihi.

    Suka

  4. Canon EOS M5 bagus tuh, Mbak. Udah masuk wishlist-ku, cuma dulu mikirnya kalo nungguin duit ngumpul buat beli itu malah nggak punya-punya kamera. Akhirnya, ini aja dulu. Eh, ternyata hasilnya oke.

    Suka

  5. Kesimpulannya, gak begitu minat nonton video karena videonya panjang dan internet lola. Hihihihi.

    Suka

  6. Bagus loh hasilnya bening. Aku malah pengen jual mirrorlessku buat ganti DSLR aja. Pengen belajar motret soalnya :p

    Suka

  7. Butuh kamera buat bikin vlog dan tangkap gambar yg bagus mas. Aku lagi nunggu Canon EOS M5 itu, sekarang sambil belajar ngebidik objek yg oke. Biar ga percuma punya kamera mahal tapi tak ada taste. hehehe 😀

    Suka

  8. Aku kok gak begitu minat nonton video ya Mas wkwkw. Apalagi kalo videonya panjang dan inet lola. Masih lebih seneng baca. Tapi sekarang aku belajar bikin video sih. Bisa menambah rate card job dan mencuri perhatian juri lomba biasanya.

    Suka

2 Trackbacks / Pingbacks

  1. Nokia 2, Smartphone ‘Tahan Lama’ yang Pas untuk Vlogging – bungeko.com
  2. Mengenang Perjumpaan dengan Amina Sabtu, Fatmawati-nya Tidore – bungeko.com

Beri komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.