Highlight:

Tips cuci piring lebih bersih, lebih cepat à la ibu saya

cuci piring

BIARPUN laki-laki, saya sudah biasa dengan yang namanya mencuci piring. Adalah ibu saya mengajarkan sejak saya kecil mula, bahwa mengurus rumah itu bukan cuma pekerjaan perempuan. Kalau ada waktu senggang, daripada duduk-duduk bengong atau ngerumpi lebih baik membantu istri mengerjakan apa saja yang bisa dikerjakan.

Ditambah lagi saya anak pertama. Sudah jadi semacam kultur kita mungkin ya kalau anak pertama itu harus jadi contoh bagi anak-anak berikutnya. Jadilah saya diajari macam-macam oleh ibu dan bapak, agar kelak bisa ganti mengajari adik-adik saya. Termasuklah soal mencuci piring tadi.

Saya sudah diberi tanggung jawab mencuci piring sejak kelas V Sekolah Dasar. Dulu Bapak merantau ke luar daerah, Ibu pagi-pagi buta sudah ke kebun untuk mengambil getah di kebun karet. Kalau ada piring kotor di dapur, adalah tugas saya untuk membersihkannya sebelum berangkat sekolah.

Karena sudah terbiasa sejak kecil, saya tidak canggung lagi mencuci piring dan juga masak sendiri saat ngekos di Muara Bulian semasa SMA. Lalu ketika kuliah di Jogja, saya juga lebih memilih masak sendiri dan tentu saja mencuci piring sendiri ketimbang makan di warung. Penghematan ceritanya.

Kini setelah beristri dan punya anak pun saya tidak segan-segan mencuci piring kalau pas tidak ada pekerjaan. Istri sudah repot memasak, mencuci baju, juga bermain dengan anak-anak. Masa iya cuma membantu mencuci piring saja saya tidak mau? Jadi, jangan heran kalau kebetulan mampir ke rumah melihat saya sedang menggosok-gosok wajan dan panci. Hehehe…

Sabut Kelapa dan Abu Gosok

Ibu biasa memakai sabut kelapa untuk mencuci piring. Alasannya karena ini peranti gratis yang sangat mudah ditemukan. Bisa didapat dari kelapa yang jatuh dari pohon, atau minta sama tetangga. Selain itu sabut kelapa juga sangat ampuh untuk membersihkan noda membandel, terutama pada peralatan memasak.

Dulu kami memasak dengan tungku, bahan bakarnya kayu. Jadi setiap habis dipakai memasak panci dan wajan jadi hitam. Nah, sabut sangat ampuh untuk membersihkan gosong-gosong ini sehingga peralatan masak kembali cling. Kalau gosongnya bandel tak mau pergi, tinggal tambahkan saja abu gosok. Tak punya abu gosok? Gunakan tanah atau pasir halus sebagai gantinya.

blustru

Selain sabut kelapa, Ibu juga pernah memakai sabut blustru (labu air, Luffa cylindrica). Orang Jawa mustinya paham dengan tanaman merambat satu ini. Bentuknya semacam gambas (oyong), tapi lebih besar. Blustru yang terlalu tua seratnya menyerupai spons. Semakin tua semakin mirip spons. Biasanya blustru sengaja dibiarkan tua dan kering untuk diambil bijinya sebagai bibit.

Tak cuma blustru, sabut dari gambas tua pun bisa dipakai sebagai spons pencuci piring. Sama seperti blustru, gambas dibiarkan tua dan kering karena bijinya akan diambil sebagai bibit. Tinggal buang deh kulitnya, maka didapatlah sebuah spons alami berbentuk lonjong berwarna coklat muda.

Saya kira cuma di Indonesia, khususnya Jawa, yang memakai spons alami seperti itu untuk mencuci piring. Rupanya di kawasan pedesaan Malaysia pun sama saja. Di sana sabut blustru atau gambas dijual bervariasi menurut ukuran. Termurah dibanderol RM 2 (setara Rp6.250), ada pula yang dihargai hingga RM 7 (sekitar Rp22.000) per buah.

Karena tinggal di perkotaan, semasa ngekos di Jogja saya pakai spons buatan pabrik yang banyak tersedia di minimarket. Masa iya mahasiswa kok cuci piring pakai sabut kelapa atau sabut blustru. Hihihi. Lagipula tidak gampang cari sabut kelapa di Jogja, sebab biasanya sabut-sabut kelapa sudah dipisahkan untuk dijual ke pengepul yang memasok bahan baku pembuat sapu.

Spons yang biasa saya pakai masa itu warnanya hijau. Ada bagian kasar berwarna hijau tua, lalu bagian lebih lembut sekaligus lebih tebal berwarna lebih muda. Entah mereknya apa. Seringkali beli yang tanpa merek sih. Maklumlah, kantong mahasiswa.

Saya tidak pernah tahu, dan tidak pernah ada yang memberi tahu, untuk apa spons pencuci piring dibuat dua lapis berbeda seperti itu. Secara instingtif saya pakai bagian spons yang lembut untuk mencuci piring, gelas, dan sendok-garpu. Juga aneka perabot berbahan plastik dan melamin. Lalu bagian kasar untuk mencuci peralatan memasak.

sabut spons Scotch Brite

Beda Warna Beda Fungsi

Apa yang saya lakukan itu rupanya salah kaprah. Begini yang benar. Bagian spons yang kasar berfungsi untuk mencuci, sedangkan bagian yang lembut dan tebal sebagai penyimpan air. Jadi, jangan pernah gunakan bagian spons yang lembut untuk menggosok permukaan piring, gelas, panci, kuali, dan lain-lain. Gunakan bagian kasarnya.

Yang tidak kalah penting, menurut penjelasan yang saya baca di web BriteQueen.com, sangat disarankan memakai spons berbeda untuk membersihkan perlengkapan makan dan peralatan masak. Demikian pula dengan benda-benda berbahan plastik atau melamin.

Kenapa harus demikian? Ini untuk menghindari perpindahan kuman dan bakteri dari peralatan masak ke perlengkapan makan. Apalagi piring yang terbuat dari beling berbeda sifatnya dengan panci yang terbuat dari stainless steel. Jadi, yang digunakan untuk membersihkannya pun harus berbeda.

Masuk akal juga ya? Kalau kamu selama ini masih pakai satu spons untuk membersihkan segalanya, mulai sekarang ganti deh. Siapkan satu spons khusus untuk mencuci piring dan gelas beling serta sendok-garpu, spons lain untuk membersihkan perlengkapan makan berbahan plastik/melamin, lalu satu lagi menggosok peralatan masak.

Well, berarti ini alasannya kenapa di supermarket dan minimarket saya lihat ada berbagai spons warna-warni. Mereknya Scotch-Brite yang baru belakangan saya tahu merupakan ahli dalam hal bersih-bersih rumah. Selain spons pencuci piring, Scotch-Brite juga punya sapu berbahan nylon, alat pel, sikat washtafel, sikat toilet, dan berbagai macam lap yang tentu saja untuk peruntukan berbeda.

Kembali ke soal spons. Scotch-Brite memiliki spons berbagai warna dengan fungsi berbeda-beda, yakni:

  • Sabut Spons Hijau Scotch-Brite untuk mencuci alat masak.
  • Sabut Spons Anti-Gores Scotch-Brite untuk mencuci alat makan dan alat masak teflon/anti-lengket, warnanya pink.
  • Sabut spons khusus tempat minum anak, warnanya juga pink tapi bentuknya lebih panjang.
  • Sabut Spons Putih Scotch-Brite untuk mencuci peralatan makan anak-anak.
  • Sabut Spons Biru Scotch-Brite untuk mencuci peralatan memasak anti-lengket.

Didorong rasa penasaran kenapa sampai harus repot-repot membuat begitu banyak spons hanya untuk cuci piring, saya pun mendarat ke fanpage Scotch-Brite Indonesia. Naga-naganya, merek satu ini benar-benar serius soal bersih-bersih. Produk buatan Scotch-Brite dijamin berkualitas bagus.

Contohnya sabut spons tadi. Sabut dibuat dengan teknologi yang ampuh membersihkan kotoran. Jadi acara cuci piring bisa lebih cepat dan hasil cucian lebih bersih. Lebih kerennya lagi, sabut mengandung serat dan mineral berkualitas. Hmmm, terbayang kan bagaimana bersihnya hasil cucian menggunakan sabut spons Scotch-Brite.

sabut spons Scotch Brite

Tentu saja saya bagikan informasi ini kepada istri. Sama seperti saya, istri mengira spons bisa untuk mencuci apapun. Juga tahunya bagian lembut spons untuk perlengkapan makan, bagian kasar untuk peralatan masak. Mulai saat ini tidak begitu lagi. Kami gunakan sabut spons Scotch-Brite berbeda untuk masing-masing cucian.

Untuk kami yang peralatan masaknya tidak terlalu macam-macam, pakai dua spons saja sudah cukup. Sabut Spons Hijau Scotch-Brite untuk mencuci alat-alat masak, dan Sabut Spons Anti-Gores untuk membersihkan perlengkapan makan dan alat masak anti-lengket. Eh, tapi kami juga butuh sabut spons khusus tempat minum anak ding. Jadinya pakai tiga spons deh.

Ngomong-ngomong soal tiga, dengan memakai sabut spons Scotch-Brite kami bisa mencuci lebih bersih sekaligus berhemat. Biarpun harganya di atas sabut spons pada umumnya, tapi Scotch-Brite lebih tahan lama. Harga murah tapi mudah rusak ya sama saja jatuhnya dengan beli mahal tapi awet. Jadi, bukan sekedar slogan kosong kalau Scotch-Brite memakai tagline 3X Cepat Bersih, 3X Tahan Lama.

Tips Cuci Piring

Lha, terus, mana nih tips cuci piringnya? Oke, oke, sepanjang yang saya ingat dari apa yang pernah diajarkan Ibu, berikut beberapa hal yang bisa saya bagikan.

Just for your information, saya sendiri masih mempraktikkan apa yang Ibu ajarkan ini saat mencuci piring. Malah kalau anak-anak saya nimbrung ikut mencuci piring, saya selipkan ajaran Ibu tersebut ke anak-anak. Entah mereka merekamnya dengan baik atau tidak, kalau terus-terusan diulang pasti bakal diingat.

Here we go…

Tips Mencuci Piring Lebih Bersih:

  • Buang semua sisa makanan yang masih ada di perlengkapan makan atau alat masak.
  • Siram cucian dengan air hingga basah. Ini untuk melunturkan kotoran, atau melunakkan sisa-sisa makanan yang masih menempel.
  • Pisahkan cucian. Awali dengan mencuci gelas, lalu sendok-garpu, disusul piring dan mangkok. Paling terakhir adalah peralatan masak seperti kuali dan panci. Terutama kalau bagian luar peralatan masak hitam-hitam karena gosong.
  • Sangat disarankan untuk mencuci memakai bak/ember besar ketimbang di bawah kran mengalir. Siapkan dua bak/ember besar, bilas cucian sampai dirasa benar-benar bersih.
  • Saat membilas, siram terlebih dahulu cucian dengan air sebelum dicelupkan dalam bak/ember.
  • Urutan membilasnya sama seperti urutan mencuci: gelas terlebih dahulu, disusul sendok-garpu, mangkok, piring, baru peralatan masak.

Tips Mencuci Piring Lebih Cepat:

Kalau cucian sangat banyak sampai berlusin-lusin, katakanlah saat ada hajatan atau pengajian, cara satu ini bisa dipakai. Tak cuma ibu saya, banyak restoran dan hotel menerapkan cara mencuci begini lho. Dan terbukti lebih efektif dan efisien, alias lebih cepat.

Khusus untuk piring dan mangkok, setelah dibersihkan dari sisa makanan, disiram air, dan disabuni, tumpuk sebanyak selusin-selusin atau 10-10. Siapkan dua-tiga bak besar berisi air. Kemudian siram tumpukan piring dan mangkok yang sudah disabuni.

Terakhir, angkat setumpuk-setumpuk dan celupkan ke bak pertama berulang-ulang, lanjut ke bak kedua dan ketiga sampai benar-benar bersih.

Teknik ini bisa diaplikasin juga pada sendok-garpu. Masukkan sendok-garpu sebanyak mungkin ke dalam wadah bolong-bolong, lalu celup-celupkan ke dalam bak pembilas. Cara ini bisa membuat kita mencuci satu ember sendok-garpu sekaligus.

Kalau gelas bagaimana? Tak jauh berbeda sih. Cuma karena gelas tak mungkin ditumpuk, mencelupkannya ke bak bilasan tetap harus satu-satu. Untuk mempercepat, siram gelas yang sudah disabuni dengan air sebelum dicelupkan dalam bak. Jadi sewaktu dicelupkan sudah dalam kondisi bebas sabun.

Nah, itu dia tips mencuci piring lebih bersih lebih cepat yang diajarkan ibu saya. Selamat mencoba!

Menulis di GoodNovel dan raih penghasilan ratusan USD!
About Bung Eko (52 Articles)
Let's blog with happiness :)

21 Comments on Tips cuci piring lebih bersih, lebih cepat à la ibu saya

  1. videonya sangat membantu

    Suka

  2. Lagi nyari sisi lain fungsi sabut kelapa pencuci piring. Ehhh nemu artikel ini. Penetahuan baru ttg spons 😀 tapi kenapa ya klo bilas malah bagus pake air ditampung ember besar? Bukan pake air ngalir/kran ?

    Suka

    • Kalo mau yakin bersih ya mending pake air mengalir, cuma kalo saya pribadi pake air mengalir itu boros air. Jadi, saya biasanya pake air ditampung di bak besar, terus piring dan gelas disiram-siram air sampai busanya hilang baru dicemplungin ke air dan dibilas bersih.

      Suka

  3. Jadi penasaran dengan ibu hebatnya mas Eko… perempuan yang lahir dalam budaya patrilineal tapi sudah mendidik putra2nya dengan konsep adil gender. Jarang perempuan yang seperti ini…. salam hormat saya untuk beliau

    Suka

    • Makasih banyak atas penghargaannya, Mbak. Ibu saya orangnya praktis, atau bisa disebut pragmatis malahan, hehehe. Beliau juga biasa mengerjakan pekerjaan laki-laki karena dulu sempat tinggal berjauhan dengan Bapak. Di masa kecilnya juga. Terus umur 16-17 tahun sudah bekerja di kebun, jadi mandor yang ngawasin pekerja laki-laki. Mungkin bagi Ibu pekerjaan ya pekerjaan, nggak ada gendernya, jadi siapa saja boleh menggarapnya. 🙂

      Suka

  4. Gambas ato Oyong pantesan Bojoku klo di masakin sayur Oyong ga mau di mkn.ternyata di kampungnya gambas tua yg kering buat cuci piring.Urutan cuci piring dulu di ajarinya hrs gelas dulu yg di cuci alasanya biar gelasnya ga amis.

    Suka

  5. Wah yg spons dari labu air dan gambas tua itu saya baru dengar lho. Mmantaplah tipsnya

    Suka

  6. wah tips mencuci piringnya boleh jg

    Suka

  7. Wuih, Mas Eko jago cuci piring juga, ya. Hihihi.. keren. Suamiku jarang cuci piring. Males katanya, soalnya gak kepake sama istrinya. Wkwkwk…

    Suka

    • Hahaha, kalo jago sih enggaklah. Cuma memang saya bukan tipe yang keberatan dengan pekerjaan begitu, yang identik dengan tugas perempuan. Nyuci piring, nyuci baju, nyapu, sampe masak ya hayo aja. 😀

      Suka

  8. Dari kecil gw juga di biasakan nyuci piring sendiri meskipun kadang juga masih kotor hehehe

    Suka

  9. Baru tau, berarti win nyupir selama ini kurang tepat, ibu ga pernah mengajarkan win secara mendetail gt, taunya nyupir yg ajarin embah yah hehehe 😁😁

    Suka

  10. Tips dari Ibunya mas Eko sama dengan yang Ibuku ajarin. Cuci gelas, sendok garpu, baru piring dan peralatan masak.
    Anak-anakku juga sudah kubiasakan mencuci piring atau gelasnya sendiri setelah makan. *padune emak e ga mau kebanyakan nyuci piring, haha

    Suka

    • Berarti ibu kita satu perguruan ya, Mbak? Hehehe…
      Anak-anakku kalau lihat aku lagi nyuci piring pasti pada nimbrung. Harusnya nyupir cukup beberapa menit saja, bisa sampe seperempat jam lebih. Tapi gpp, ngajarin anak emang gitu sih ya 😀

      Suka

  11. gak pernah tahu beda spons beda fungsi, kalau yang kasar untuk sisa masakan yang susah dibuang. Udah gitu aja. Kalau urutan mencuci udah bener sih. Bakal asyik ya kalau mencucinya pakai scotch brite gini.

    Suka

1 Trackback / Pingback

  1. Pilihan Transportasi Nyaman ke Bandara untuk Orang Tua Tercinta – bungeko.com

Beri komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.