Yang harus diperhatikan ketika mengikuti seminar

MESKI sudah tidak lagi kuliah, menuntut ilmu dan pengetahuan baru tetap menjadi hal wajib bagi saya. Caranya dengan membaca-baca berbagai referensi secara mandiri, juga mengikuti seminar atau workshop. Khusus yang terakhir, saya harus banyak berkompromi lebih-lebih jika seminar diadakan di luar kota. Untunglah istri sangat suportif π
Tak ada halangan berarti untuk membeli buku. Meski di Pemalang tak ada toko buku semodel Gramedia atau Gunung Agung, kebutuhan akan buku dapat dipenuhi dengan mudah lewat belanja online. Ada banyak sekali toko buku online yang bisa saya jelajahi. Tinggal klak-klik sembari mendengarkan musik, dua-tiga hari berikutnya kurir JNE atau Pak Pos datang mengetuk pintu.
Lain halnya dengan seminar. Dalam setahun belum tentu ada satu seminar di Pemalang. Maksudnya, selain seminar multilevel marketing yang setiap bulan digelar di berbagai hotel. Apalagi seminar seputar dunia blog dan internet. Tujuh tahun tinggal di kabupaten tertua di Pantura ini, saya baru sekali mengikuti workshop bertema dunia online.
Karenanya saya selalu memasang mata dan telinga, menangkap info seminar di kota-kota tetangga. Kalau hanya sebatas di Tegal dan Pekalongan pasti saya datangi, bermotor mengendarai sepeda motor matic buatan Taiwan yang setia menemani. Tapi sampai ke kota-kota yang lebih jauh pun bakal saya lakoni jika materinya benar-benar menarik.
Contohnya Fun Blogging 9 di Gedung Indosat Oooredoo Semarang pada Maret 2016 lalu. Event ini sangat ingin saya ikuti, terutama sejak membaca pengalaman teman-teman yang pernah mengikuti edisi-edisi sebelumnya. Meski saat itu di web Fun Blogging tertulis keterangan “kuota penuh”, saya tetap nekat mendaftar. Alhamdulillah, saya boleh ikut dan sampai sekarang tergabung dalam komunitas keren ini.
Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan
Ada beberapa hal yang selalu saya perhatikan saat akan mengikuti sebuah seminar. Seringkali saya sudah melakukan persiapan sejak jauh-jauh hari, utamanya jika seminar diadakan di luar kota. Maklum, saya dan istri mengasuh anak sendiri tanpa bantuan asisten rumah tangga. Karenanya kepergian saya keluar kota harus dibicarakan terlebih dahulu, sekaligus merencanakan segala kemungkinan. *halah*
Sebelum Seminar
1. Hal pertama yang saya lakukan adalah mencari tahu lokasi seminar. Apakah seminar diadakan di kantor, di gedung pertemuan, atau di hotel? Lalu alamatnya di mana? Kalau saya tidak familiar dengan daerah tersebut, saya akan melacaknya dengan bantuan Google Maps. Layanan ini juga bisa memberi-tahukan rute menuju ke sana sekaligus estimasi lama perjalanan.
2. Setelah tahu lokasi diselenggarakannya seminar dan estimasi lama perjalanan menuju ke sana, berikutnya saya tandai kalender. Tanggal Hari H seminar saya lingkari, disertai catatan jam berapa saya akan berangkat. Saya tergolong pelupa, menandai kalender jadi metode paling ampuh untuk membantu mengingat agenda seperti ini.
3. Mencari tahu terlebih dahulu materi yang akan disampaikan oleh pembicara. Tujuannya agar saya tidak blank saat seminar. Gampangnya sih biar nyambung, sehingga diharapkan pemahaman pada materi seminar menjadi lebih baik. Selain itu, saya juga jadi punya bahan pertanyaan untuk diajukan pada narasumber.
4. Melacak track record narasumber. Ini tak selalu saya lakukan, tapi seringkali iya. Tidak ada tujuan apa-apa selain rasa ingin tahu. Menjelang mengikuti Fun Blogging di Semarang, conothnya, saya sudah punya gambaran siapa itu Mbak Haya, Mbak Shinta, dan Teh Ani. Serta apa saja yang telah mereka raih dan mereka lakukan di dunia kepenulisan dan blog.
5. Untuk seminar di luar kota, saya harus pertimbangkan mana yang lebih praktis: naik sepeda motor atau kendaraan umum. Jika hanya di Tegal atau Pekalongan, sepeda motor pilihan utama. Tapi kalau sampai ke Semarang atau Jogja, saya lebih memilih naik angkutan umum. Kalau sudah begini, tiket harus sudah dibeli jauh-jauh hari. Kalau perlu tiket pulang-pergi.
Di Hari Seminar
1. Penampilan jadi hal pertama yang harus diperhatikan. Tak musti tampil perlente dengan setelan jas, yang terpenting adalah tampil rapi. Kalau perlu wangi. Bukankah di seminar nanti kita bakal bertemu dengan banyak orang? Pepatah Jawa mengatakan, aji ning raga saka busana. Maksudnya, orang menghargai kita berdasarkan penampilan kita. Jadi, kalau ingin dihargai orang lain mula-mula hargailah diri kita dengan berpenampilan rapi.
2. Saya selalu mengupayakan untuk datang sebelum seminar dimulai. Jika dalam agenda seminar dimulai pukul 09.00 WIB, misalnya, maka saya usahakan sudah sampai di lokasi pukul 08.30 WIB atau selambat-lambatnya 08.45 WIB. Untuk apa? Agar dapat berkenalan dan ngobrol terlebih dahulu dengan sesama peserta. Istilah kerennya networking.
Manfaat lain datang lebih awal adalah sebagai langkah antisipasi. Bekendara menuju lokasi seminar terkadang membuat dandanan rapi dari rumah berantakan, terutama bagi pengendara sepeda motor. Jadi, dengan datang lebih awal kita jadi punya waktu untuk merapikan penampilan. Atau ke toliet dan buang air, agar tak terganggu saat mengikuti seminar karena mendadak “pengen ke belakang.” Hehehe…
3. Cari tempat duduk paling nyaman adalah hal berikutnya yang saya lakukan setelah tiba di lokasi seminar. Tergantung desain ruangan, saya pilih barisan paling depan jika jarak tempat pembicara jauh ke depan. Tapi jika area pembicara mepet dengan peserta, saya pilih baris ketiga atau keempat. Bagi saya, mengikuti seminar tak cuma mendengarkan ucapan pembicara, tapi juga memperhatikan seluruh gerak-geriknya termasuk interaksinya dengan peserta.
4. Siapkan catatan, dan catat poin-poin penting dari materi yang disampaikan pembicara. Sejak punya digital voice recorder, saya juga merekam seluruh materi untuk didengarkan lagi di rumah.
5. Demi memusatkan perhatian pada materi, saya pastikan handphone masuk ke dalam tas dan dalam kondisi silent. Saya rasa ini juga bagian dari menghormati pembicara, sekaligus menghormati ilmu yang diberikan. Nggak live tweet? Lihat-lihat kondisi sih. Tapi paling-paling saya hanya mengambil foto, lalu mengunggahnya ke media sosial saat sesi istirahat.
6. Pastikan acara sudah benar-benar selesai, dan pembicara mengakhiri materinya, baru beranjak meninggalkan tempat duduk. Ini juga merupakan adab menghormati pembicara dan ilmu yang diberikan. Saya tak terlalu suka foto bersama, tapi wajib bagi saya untuk menyalami pembicara. Ya, menyampaikan ucapan terima kasih secara langsung atas materi yang diberikan, serta bertukar kontak.
Tapi pernah juga sih saya harus meninggalkan seminar saat belum selesai. Seperti pada Fun Blogging 9, saya sudah pamit ketika Teh Ani masih menyampaikan materi. Soalnya saya musti mengejar jadwal kereta yang tiketnya sudah terlebih dahulu dibeli. Kalau sampai ketinggalan, alamat saya tidak bisa pulang ke Pemalang. Hehehe…
Sesudah Seminar
Sepulang dari seminar, biasanya saya langsung menyampaikan ringkasan materi di Twitter. Foto-foto diunggah ke Facebook, sembari menge-tag teman-teman yang juga ikut seminar tersebut. Begitu dapat waktu lebih luang, giliran menuliskan rangkuman materi secara lebih panjang dan detil di blog, lengkap dengan foto-foto seminar.
Terakhir, sebisa mungkin saya abadikan acara seminar dalam bentuk video. Tapi ini tergantung seminarnya juga sih. Sebab ada beberapa seminar yang tidak membolehkan peserta merekam dan menyebar-luaskan materi.
Oke deh, itu dia beberapa hal yang biasanya saya lakukan sebelum, saat, serta sesudah mengikuti seminar. Semoga bermanfaat!
Saya malah gak nyaman kalo nulis pake hape, Mbak. Masih tetep asyik pake pena dan kertas, meski coret-coretan banget. Soal seminar, kayanya di Pemalang ini memang sudah ditakdirkan sepi seminar π
SukaSuka
Hehehe, makasih banyak udah berkunjung dan bersetuju, Mbak. Setelah seminar saya gak selalu nulis review dan buat video sih, cuma kalau memang kira-kira menarik di-share aja. Karena terkadang kan ada yang menurut kita menarik, tapi rupanya gak menarik bagi orang lain.
SukaSuka
Wah iya mas. Memilih tempat duduk nyaman penting bgt, apalagi kalau kita datang awal. Nah kalau hape sekarang saya ga bisa simpan dalam tas. Soalnya terbiasa bikin ketikan cepat. Sudah lama gak nulis pake buku, suka lupa dan ga jelas dibaca di kemudian hari.. hihi..
Nice sharing mas. Moga makin banyak ya kegiatan seminar di sana…
SukaSuka
Setujuuu sama semua poin yang dituliskan bung Eko!
Bagi saya yang paling berat adalah setelah seminar karena banyak hal yang harus dilakukan. Tapi itulah suka duka blogger ya, Bung. Salam kenal!
http://www.talkativetya.com
SukaSuka