Highlight:

Kisah Dolar Pertamaku dari Internet

SAYA tak akan malu-malu mengakui kalau dulu membuat blog dengan tujuan materi. Ya, saya mulai mempelajari dan kemudian membuat blog pertama karena motivasi dolar. Hanya butuh waktu dua bulan, saya sudah berhasil mendapatkan dolar pertama dari internet menggunakan sebuah blog gratis.

Saya sempat menuntut ilmu di Akademi Komunikasi Yogyakarta (AKY), meski tak sampai lulus. Ini kampus unik karena hanya menyediakan satu jurusan: jurnalistik. Kondisi kampusnya pun jauh dari kata membanggakan. Hanya sebuah gedung kecil dua lantai di pinggiran sawah di daerah Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten Sleman. Jadi jangan heran kalau mahasiswanya paling banyak belasan orang setiap angkatan.

Dari seorang teman di kampus inilah saya pertama kali mengenal istilah make money online atau ada juga yang menyebutnya sebagai online earning. Waktu itu teman saya ini menunjukkan sebuah majalah yang di dalamnya ada liputan khusus tentang orang-orang yang menghasilkan uang dari internet. Tertarik, saya lantas mengopi liputan tersebut.

Itu terjadi sekitar awal 2004. Teman-teman sekampus memang mengenal saya sebagai maniak internet karena dalam sepekan bisa 3-4 kali ke warnet. Dan sekali ke warnet bisa sampai berjam-jam lamanya. Kalau tak salah ingat jaman itu tarif warnet Rp2.000 sejam.

Berbekal fotokopi liputan tersebut saya lantas menjelajahi internet. Program-program periklanan yang disebutkan di sana saya cobai satu-satu. Saya lupa nama program-program tersebut. Satu yang masih saya ingat adalah InboxDollar, sebuah program periklanan yang cara kerjanya paling banyak dipakai saat itu. Dengan mendaftar di InboxDollar, kita mendapat komisi hanya untuk membukai email promosi yang dikirimkan ke alamat email kita.

Ini program periklanan recehan. Komisi yang kita dapat dari membuka tiap email promosi berkisar beberapa dim saja. Dim adalah pecahan di bawah sen. Kalau sen bernilai 1/100 dolar, maka dim 1/1000 dolar. Ditulis dengan angka, komisi yang diberikan InboxDollar paling besar $0.001 setiap kali kita membuka email promosi yang masuk ke dalam inbox. Jadi, untuk mengumpulkan $1.00 kita harus membuka 1.000 email promosi.

Capek? Tidak juga. Saat saya mendaftarkan diri program periklanan model begitu sudah mulai ditinggalkan. Praktis inbox saya paling banyak hanya menerima 10 email promosi sebulan. Artinya, sebulan saya mendapatkan 1 sen saja. Ikut banyak program sejenis InboxDollar untuk menggenjot penghasilan tak banyak membantu. Saya tak pernah mendapatkan hasil dari program-program ini.

(Catatan: Kini InboxDollar berubah menjadi situs survei online)

Belajar Ngeblog
Lalu saya berkenalan dengan blog sekitar tahun 2005. Awalnya dari membaca sebuah liputan di majalah Kabar Indonesia. Di sana diceritakan bagaimana blog sedang tren di Amerika Serikat, dan di Indonesia sendiri seorang anak SMA bernama Raditya Dika menerbitkan sebuah buku laris yang diadaptasi dari posting-posting blognya. Kambing Jantan judulnya.

Saya mulai tergugah. Sekilas yang saya ketahui, dengan blog saya bisa menulis apa saja dan langsung menayangkannya sehingga dapat dibaca oleh orang lain. Media penerbitan mandiri, itu yang saya simpulkan dari blog masa itu. Dan ini yang sedang saya cari. Sebuah wadah untuk melatih sekaligus menunjukkan skill menulis saya.

Sejak pertama kali menginjakkan kaki di Jogja pada pertengahan 2000, saya rajin mengirim artikel dan cerpen ke berbagai koran. Mulai dari Kedaulatan Rakyat dan Minggu Pagi di Jogja, sampai ke Kompas di Jakarta. Saya memaksa diri untuk menghasilkan setidaknya satu cerpen setiap pekan agar nama saya selalu hadir menyapa redaktur koran-koran tersebut. Hasilnya? NOL.


Blog pertama saya yang pakai nama domain .com, http://www.ekonurhuda.com, di mana saya mendapatkan dolar pertama dari internet. Ini screenshot tampilan bulan Juni 2008, diambil berkat bantuan Web Archive.

Tak satupun artikel maupun cerpen saya dimuat. Saking banyaknya surat penolakan dari Kompas, saya sempat punya satu map tebal khusus berisi surat-surat yang seluruhnya beralasan sama: “Maaf, kami tidak mempunyai ruang untuk cerpen Anda.” Satu-satunya yang dimuat malah artikel pertama dan ternyata juga jadi artikel terakhir yang saya kirim ke majalah Sahabat Pena di Bandung.

Karena mengirim artikel dan cerpen lewat pos butuh biaya banyak, saya akhirnya putar kemudi. Ketimbang untuk mengirim artikel dan cerpen, mending uangnya dibelikan buku saja. Saya jadi jarang menulis. Kecuali berkirim opini pembaca ke Tabloid BOLA yang kemudian jadi surat pilihan redaksi dan mendapat hadiah kaos atau jaket olahraga.

Tapi perkenalan saya dengan blog mengubah itu semua. Saya langsung membayangkan tak perlu menunggu berbulan-bulan untuk melihat karya saya terbit. Begitu saya mengetikkan titik terakhir dalam tulisan, saat itulah tulisan saya siap dipublikasikan. WOW! Saya sangat excited sekali. Saya segera membuat blog. Saya banyak terbantu oleh buku panduan membuat blog di Blogger.com berjudul Serba-Serbi Blogger karya Teguh Wahyono.

Selang beberapa waktu kemudian saya membaca sebuah iklan baris menggoda di koran Kedaulatan Rakyat. Inti iklan tersebut menawarkan peluang mendapat uang dari internet, lalu disertai satu alamat URl. Saya pun meluncur mengunjungi situs tersebut. Sebuah minisite berisi penawaran kursus program online earning, lengkap dengan foto-foto siswa si pemilik situs plus gambar cek bukti penghasilan dari internet. Melongok ke halaman “About” ternyata si pemilik situs orang Jogja.

Oya, saya tengah berstatus mahasiswa menggantung dan semi pengangguran saat itu. Setelah mengatur janji, saya meluncur ke alamat yang tertera di situs tadi. Di dompet terselip uang Rp100.000, satu-satunya lembar yang saya miliki. Lalu kami bertemu, berbincang sebentar dan ternyata orang itu berjualan ebook. Alamak!

Saya agak ragu ketika ia mengatakan, “Silakan pelajari ebook saya, harganya Rp100.000.” Tapi karena saya butuh informasinya, saya pilih merelakan Rp100.000 tersebut berpindah dari dompet saya ke tangannya. Lalu si penjual ebook memberi secarik kertas berisi alamat URl di mana berkas ebook ia simpan, disertai password untuk membuka file PDF-nya.

Sampai di kos, saya mencari-cari uang receh tersisa di lemari lalu ke warnet sebelah kos-kosan. Tujuannya cuma satu, mengunduh ebook tersebut lalu mempelajarinya di komputer. Sialan! Saya mengutuk dalam hati sewaktu ebook sudah diunduh. Isi ebook tersebut hanya cara mendaftar di Google AdSense, jumlah halamannya tak sampai 10 dengan tata letak berantakan.

Dolar Pertama
Semangkel-mangkelnya saya pada si penjual ebook tadi, tetap saja informasinya saya pakai. Setidaknya saya jadi tahu apa saja yang harus dilakukan sebelum mendaftar di Google AdSense. Karena blog berbahasa Indonesia belum bisa memasang iklan AdSense, saya harus mempunyai blog berbahasa Inggris. Dan itulah yang saya lakukan.

Berbekal bahasa Inggris belepotan, saya membuat sebuah blog seputar sepakbola. Lalu disusul blog kedua tentang wisata. Dan blog ketiga agak serius, karena saya spesifik mengangkat wisata Jogja. Semuanya masih memakai subdomain Blogspot.com. Setahun berjalan penghasilan saya dari internet NOL BESAR. Selain jarang update, saya juga tak meng-upgrade diri dengan teknik-teknik terbaru. Boro-boro upgrade, belajar pada siapa atau ke mana juga saya tak tahu.

Setahun pertama mempunyai blog yang saya lakukan setiap kali ke warnet adalah mengintip sudah berapa banyak dolar terkumpul. Ketika tahu angkanya tak beranjak, dan biasanya hanya nol koma nol sekian dolar, saya gelisah. Maklum, tarif warnet sudah naik jadi Rp3.000 waktu itu. Kalau sewa dua jam dapat bonus, cukup bayar Rp5.000. Saya biasanya mengambil paket murah yang ditawarkan warnet langganan saya, di mana saya cukup bayar R5.000 untuk tiga jam termasuk segelas kopi panas.

Hanya saja paket ini berlaku tengah malam, sejak pukul 00.00 WIB hingga Subuh. Jadilah saya lebih sering begadang. Biasanya sehabis Maghrib saya tidur, bangun-bangun pas tengah malam. Awalnya hanya mengembara tak karuan di luasnya belantara bernama internet. Belajar mengubah-ubah warna tampilan blog, mencari-cari bahan posting, blogwalking ke blog milik blogger-blogger top jaman itu, sampai akhirnya mengetahui satu program periklanan yang lebih cocok saya jalankan: posting berbayar.

Setelah membaca referensi sana-sini, saya mendaftar di SponsoredReviews.com. Konon situs ini paling gampang ditembus dan blog lebih mudah di-approve meskipun masih pakai nama domain Blogspot. Begitulah, bermodal situs gratisan saya pun mendaftarkan diri ke SponsoredReviews.com dan ternyata diterima. Langsung dapat job pula. Tentu saja saya senang bukan kepalang, hehehe…

Berkat SponsoredReviews inilah saya memperoleh dolar pertama dari internet. Tanggal 2 Januari 2008, setelah menggarap beberapa posting berbayar di blog eko-sudjarwo.blogspot.com (alamat tersebut kini digunakan orang lain), saya mendapat bayaran pertama dari internet sebesar $6.50 (foto di atas). Langsung masuk ke dalam akun PayPal saya! Pengalaman menggembirakan tersebut saya ceritakan di posting ini.

Senang? Tentu saja. Rasanya pengorbanan *halah* setiap malam begadang sampai Subuh terbayar lunas. Ya, hanya $6.50 yang kalau dirupiahkan sekitar Rp50.000 lebih sedikit, tapi itulah hasil keringat pertama saya dari internet. Istilah kerennya, $6.50 itulah nukthotul intilaq atau titik permulaan dari penghasilan-penghasilan online berikutnya.

Job demi job lalu berdatangan. Dari awalnya hanya job review senilai $3.00 atau $5.00 per posting, nilainya naik jadi $10.00 dan bahkan pernah menembus $15.00 per posting. Berkat job-job bernilai besar ini saya pernah mengumpulkan uang sebanyak $12.68 hanya dalam tempo sejam menggarap review.

Berselang dua pekan setelah itu, gajian kedua dari SponsoredReviews datang. Jumlahnya jauh lebih besar: $69.55! Lalu gajian ketiga masuk, jumlahnya lagi-lagi lebih besar dari sebelumnya, $87.10. Total penghasilan saya pada Januari 2008, bulan pertama saya mendapat penghasilan dari internet, sebesar $165.5. Dolar setara Rp9.000 saat itu, jadi uang tersebut bernilai Rp1.489.500. Lebih besar dari standar UMP Jogja yang tidak sampai Rp 1 juta.

Memiliki penghasilan sendiri membuat harga diri saya terangkat. Kalau pas adik telat mendapat kiriman dari rumah, saya siap membantu. Malah adik saya tak segan-segan meminta uang pada saya kalau mendadak butuh uang dalam jumlah banyak. Meminta lho ya, bukan meminjam. Alhamdulillah, kini adik saya sudah mengabdi sebagai dokter hewan di Puskeswan Sungai Bahar.

Pengalaman saya dengan program SponsoredReviews kemudian saya tuangkan dalam ebook berjudul Panduan SponsoredReviews untuk Pemula. Berisi panduan lengkap mendaftar dan mendapatkan job dari SponsoredReviews, ebook gratis setebal 60 halaman tersebut laris manis diunduh sesama blogger. Iseng-iseng saya mengecek, jumlah pengunduhnya lebih dari 1.000 hanya dalam tempo tiga bulan sejak saya bagikan.

Alhamdulillah, ebook karya saya bermanfaat bagi orang lain. 🙂

Sepanjang tahun 2008, berikut pencapaian saya selama ngeblog, materi maupun imateri:

  • Bisa merakit komputer sendiri untuk keperluan ngenet dan ngetik, senilai Rp3.500.000.
  • Bisa membeli modem untuk akses internet, senilai Rp1.050.000 (kisahnya di bawah).
  • Bisa membantu uang bulanan dan biaya kuliah adik, nilai tak perlu disebutkan.
  • Menulis dua buah ebook panduan yang laris manis diunduh sesama blogger.
  • Dipanggil master, sebuah panggilan yang sejujurnya tidak saya sukai.
  • Banyak teman dari berbagai daerah, semuanya dikenal lewat blog.

Bukan bermaksud pamer ya. Ini sekaligus sebagai pemicu motivasi bagi saya sendiri yang sudah lebih dari empat tahun absen ngeblog, juga nyaris lima tahun tak lagi menghasilkan uang dari blog. Semoga perkenalan dengan Fun Blogging menjadi pembuka jalan rejeki saya. Amin.

Layanan Internet Makin Keren
Dulu, saya harus ke warnet kalau mau update blog dan mengambil job review. Sewa minimal dua jam, paling tidak saya harus keluar uang Rp6.000 sekali ngenet. Jaman itu harga pecel lele masih Rp3.000. Tapi, alhamdulillah, penghasilan yang diperoleh lebih banyak dari biaya sewa warnet.

Seperti saya ceritakan di atas, saya kemudian menemukan sebuah warnet yang memberi paket hemat: Rp5.000 untuk 3 jam plus kopi panas. Cuma saya harus begadang karena paketnya berlaku dari pukul 00.00 WIB hingga Subuh. Karena itu saya menyebutnya sebagai Paket Kelelawar.

Warnet jadi pilihan favorit karena harga modem masih mahal-mahal. Ketika akhirnya membeli modem pada penghujung 2008, saldo tabungan saya berkurang sebesar Rp1.050.000. Ya, itu harga sebuah modem buatan Tiongkok yang hingga kini saya pakai. Teman sekos yang mengantar saya ke pameran membeli modem itu sampai geleng-geleng kepala. Maklum saja, uang sebanyak itu sama dengan uang kos 10 bulan.


Modem yang saya pakai untuk ngenet di tahun 2008. Modem made in China ini dulu saya beli seharga Rp1.050.000, kini di pasaran harganya “cuma” Rp200.000.

Saya cuma bilang ke dia, “Makanya belajar ngeblog. Ini duitnya dapat dari ngeblog.” Teman saya nyengir kuda. Sekarang teman saya itu buka toko komputer di kampung halamannya di Lahat, Sumatera Selatan.

Berbekal modem tersebut saya bisa mengakses internet dari kamar kos. Setelah mencobai berbagai kartu, saya akhirnya mantap dengan paket internet Indosat menggunakan kartu Mentari. Mentari jadi pilihan karena paket internetnya paling murah dibanding operator lain, juga kecepatannya lebih kencang dan stabil.

Kalau tak salah ingat harga perdana Mentari waktu itu Rp10.000, sudah terisi pulsa Rp6.000 yang bisa saya pakai ngenet dua hari. Tapi tidak ada nomor tetap yang saya pakai. Hitungannya lebih murah membeli perdana dan menghabiskan jatah bonus internet ketimbang isi ulang pulsa. Jadilah saya punya koleksi starter pack Mentari banyak sekali waktu itu.

Sekitar enam bulan gonta-ganti kartu Mentari, saya mencoba layanan Indosat M2. Saya lupa berapa persisnya beli kartu perdana IM2 saat itu, antara Rp250.000 atau Rp300.000 sudah termasuk biaya langganan sebulan. Biaya bulanannya sendiri Rp200.000 dan bisa bayar lewat ATM atau internet banking.

Saya merasa nyaman memakai Indosat M2. Sebab saya bisa menikmati layanan internet unlimited dengan kecepatan di atas rata-rata. Tergolong murah ketimbang harus ke warnet, juga lebih praktis ketimbang bolak-balik membeli kartu perdana. Saya menjadi pelanggan Indosat M2 sampai kemudian pindah ke Pemalang pada Mei 2010. Maklum, di Pemalang sinyalnya tidak sampai ke tempat tinggal saya.

Sekarang layanan internet semakin baik. Indosat yang sudah berubah nama jadi Indosat Ooredoo belum lama ini meluncurkan Freedom Combo, sebuah paket yang menggabungkan layanan komunikasi standar (SMS dan telepon) dengan paket layanan data. Pengguna paket Freedom Combo cukup membayar mulai dari Rp59.000 sebulan untuk menikmati layanan data 1 GB pada kecepatan 3G dan 1 GB lagi pada jaringan 4G Plus. Sebagai tambahan, pengguna mendapat SMS dan telepon gratis ke sesama pengguna Indosat Ooredoo.

Paket Freedom Combo telah mendukung layanan 4G Plus dengan kecepatan gila-gilaan. Sebagai perbandingan, jika mengunggah foto menggunakan layanan 3G butuh waktu 25 detik, maka dengan 4G Plus hanya memerlukan waktu sedetik. Kira-kira sekedipan mata, setara kecepatan orang alim yang dimintai tolong Nabi Sulaiman memindahkan singgasana Ratu Balqis dari Ethiopia ke Yerusalem ribuan tahun lalu.

Saat ikut event Fun Blogging 9 di Semarang pada 19 Maret 2016 lalu, masing-masing peserta mendapat starter pack kartu Indosat Ooredoo yang sudah di-upgrade ke layanan 4G Plus. Juga tak lupa sebuah pena cantik. Kartu di starter pack tersebut sudah diaktifkan oleh panitia, sehingga bisa langsung digunakan menikmati layanan Freedom Combo.

Sayangnya saya belum punya smartphone yang support layanan 4G, sehingga keinginan untuk menjajal kecepatan internet yang ditawarkan Indosat Ooredoo harus dipendam dulu. Padahal, setelah mengecek di web Indosat Ooredoo, ternyata Pemalang sudah di-cover jaringan 4G Plus.

Mudah-mudahan saja lebaran nanti ada yang ngasih THR, cukup untuk beli smartphone 4G supaya saya bisa mencoba layanan 4G Plus-nya Indosat Ooredoo. Bantu aminkan ya. Hehehe…

Sebagai gantinya, silakan simak pengalaman Mbak Innayah yang merupakan salah satu pemakai Indosat Ooredoo dalam video di atas. Dalam sesi tanya-jawab dengan bagian promosi Indosat Ooredoo Jateng-DIY di sela-sela acara Fun Blogging 9, blogger wanita asal Kab. Pekalongan tersebut menceritakan kesan-kesannya selama menggunakan layanan data Indosat Ooredoo.

Oya, kembali ke mencari dolar melalui blog, rasanya rugi sekali jika kita tidak memanfaatkan layanan internet yang semakin kencang dan murah seperti sekarang untuk hal-hal yang lebih positif. Ya, untuk menghasilkan pendapatan dari internet, baik dengan ngeblog maupun mengelola toko online. Jangan hanya beli paket internet untuk selfie, tapi maksimalkan untuk mengumpulkan piti alias uang.

Bayangkan, tahun 2008 saya harus membalik ritme sekaligus mengurangi jadwal tidur, dari normalnya jam 22.00-05.00 WIB menjadi 19.00-24.00 WIB, demi mendapat layanan internet murah di warnet. Blogger sekarang tak perlu seperti itu, karena layanan internet murah dan kencang bahkan ada dalam genggaman. Manfaatkan! Maksimalkan!

Semoga bermanfaat.

Posting ini diikut-sertakan pada Lomba Blog Fun Blogging 9.
Baca disclaimer blog ini selengkapnya di laman berikut.

Menulis di GoodNovel dan raih penghasilan ratusan USD!
About Eko Nurhuda (412 Articles)
A happy father of three. Blogging and making video for fun. Love food, book, music, and sometime football #YNWA

26 Comments on Kisah Dolar Pertamaku dari Internet

  1. Hehehe, ini cerita masa lalu lho. Saya tuliskan sebagai penyemangat bagi diri sendiri agar bisa kembali memaksimalkan blog sebagai sumber pendapatan sekaligus ajang berekspresi.

    Terima kasih atas apresiasinya, Mbak 🙂

    Suka

  2. Hehehe, makasih atas apresiasinya, Bunda. Meleset dari target sih, tapi tetap harus disyukuri. Soal dolar, saya sudah lama tinggalkan program-program itu karena tidak nyaman. Demi dolar harus menulis tema yang nggak sesuai dengan topik blog, jadi gado-gado ngawur banget deh blognya. Hahaha.

    Makanya sekarang ikut Fun Blogging aja, kalau ada job review ya dilihat-lihat yang cocok supaya kepentingan pembaca tidak terkorbankan 🙂

    Suka

  3. Selamat ya mas EKo sepak terjangnya jadi blogger juga kereeen banget nih 🙂

    Suka

  4. Ekooo…keren banget sih postingannya. Selamat atas kemenangannya, ya. Bunda juga dulu awal ngeblog tujuannya mau cari doku, tapi ternyata midset gak mumpuni bisnis online bunda tinggalkan, pindah ke lain hati, ngeblog di beberapa medsos dan ternyata di sini justru kocek bunda terisi. Asyiik juga, tapi belum hebat seperti eko.

    Suka

  5. Amin. Makasih doanya, Mbak. Sekarang dengan join Fun Blogging semoga jadi makin keren lagi ngeblognya.

    Suka

  6. wow, hebat banget bung eko! semoga makin sukses ngeblog

    Suka

  7. Aduh, sampe sini jadi kuadran pangkat tiga saya. Hhihihi…
    Guling-gulingnya jangan kelamaan ya, Mbak. Lantainya kotor 🙂

    Suka

  8. Aduh, jadi keren kuadrat donk saya, Mbak. Btw, suami Mbak Susindra juga keren kok. Dulu saya gondrong dan jenggotan kaya beliau, tapi terus rambutnya dipotong pendek karena mulai beruban. Hahaha…

    Suka

  9. “Dari dulu saya emang udah keren, Mas. Cuma banyak yang nggak sadar. #KomenSerius :D” — pertamanya terpesona dengan artikelnya, waktu sampai di bagian ini ngakak guling2.. tapi bener kok bung Eko kereeen 🙂

    Suka

  10. Wah… Mas Eko keren banget nih

    Suka

  11. Insya Allah, saya lebih suka menulis buku dan artikel saja, Mbak. 🙂

    Suka

  12. Aduh, jangaaaaaaaan!
    Nggak, Mbak. Itu cerita untuk memotivasi aja kalau dulu dengan segala keterbatasan mengakses internet bisa dapet penghasilan dan sesuatu, masa sekarang yang internetnya wus wus wus cuma sibuk selfie aja.

    Suka

  13. Dari dulu saya emang udah keren, Mas. Cuma banyak yang nggak sadar. #KomenSerius 😀

    Suka

  14. Siip… Sukses selalu mendulang dollar via blog ya mas..

    Suka

  15. kerennnn banget pengalaman berinternetnya,
    angkat aku jadi muridmu ,guru… #sungkem

    Suka

  16. Huebat euy Bung Eko! Kereen!

    Suka

  17. Zzzupppperrrr zzzekkaliii…. 😀

    Suka

  18. Mmmmm, mending gak keliatan aja, Mbak. Hehehehe…

    Suka

  19. Kalau menurutku, dollar akan mudah kita dapatkan saat orang lain sudah merasakan manfaat dari website yang kita kelolah # Mariotegusstyle :p

    Suka

  20. Asik ya, punyaku gak tahu nih kok aku gak bisa lihat iklan adsense muncul apa nggak di blog, hehe

    Suka

  21. Hmmm, mending jangan fokus ke dolarnya, Mas. Biarpun itu mungkin didapatkan, tapi ada hal lain yang lebih bernilai dan lebih abadi ketimbang dolar. Percayalah! #MarioTeguhStyle

    Suka

  22. Saya ada kartu Indosat, malah sudah lama pakenya. Dulu juga bolak-balik pake Indosat, jaman pacaran pun pake Indosat, tapi ya namanya orang gak penting nomor gonta-ganti terus. Hihihi…

    Suka

  23. Waah keren mas, bayarannya dollar. Yang aku suka dari indosat oredoo, ada gratis telpon n SMS ke sesama indosat. Kebetulan temen rumpi pake indosat juga hihihi.

    Suka

  24. Hebat sekali mas eko.. pingin juga dpt dolar dr intrnt.. tapi mau fokus banyakin konten di blog sama branding dulu.. hehe
    Kapan2 ajarin saya dong mas 😀

    Suka

  25. Yang penting dapet sesuatu, Mbak. Bisa cash keras berupa uang tunai, atau pencapaian lain yang memuaskan batin kita. Misalnya, semakin kokoh dikenal sebagai blogger apa gitu. Saya kok lebih suka poin kedua ketimbang cash keras, sebab kalau nama baik itu awet. Uang dibawa ke pasar aja cepet habis 🙂

    Suka

  26. Wow…kayaknya aku harus berguru sama master Eko nih..biar bisa menikmati manisnya dollar juga. 😀
    ayo dong..bikin workshop gitu kek

    Suka

1 Trackback / Pingback

  1. 5 Cara Cari Uang dengan Blog WordPress Gratisan – bungeko.com

Beri komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.