Sinta-Jojo, Jadi Artis berkat ‘Keong Racun’
ENTAH sudah berapa banyak penyanyi dan musisi yang lahir ke industri hiburan setelah berjuang keras mempromosikan diri di YouTube. Awalnya mereka seperti pengamen di tengah hutan belantara, menyanyi sendiri tanpa ada yang mendengar apalagi mempedulikan. Namun, lambat laun video mereka ditemukan pengguna YouTube yang lain. Dari hanya satu penonton, video itu lantas menyebar ke pengguna lain hingga jumlah penontonnya terus berlipat ganda, sampai akhirnya nasib baik menghampiri. Seorang produser, pencipta lagu, atau mungkin juga penyanyi terkenal melihat video tersebut dan merasa tertarik untuk bekerja sama.
Penasaran dengan orang-orang yang menjadi ngetop berkat YouTube? Berikut kisah Sinta dan Jojo, dua sahabat asal Bandung yang jadi penyanyi dan bintang iklan berkat video lipsync “Keong Racun” yang mereka unggah ke YouTube.
INILAH sosok yang, kalau boleh dibilang, ‘menolong’ trio Ariel Peterpan, Luna Maya, dan Cut Tari lepas dari sorotan media. Sebelumnya, masyarakat dipaksa menonton berita-berita seputar beredarnya video mesum ketiga selebriti tersebut. Hari demi hari hanya disuguhi siaran yang mengulas tertangkapnya Ariel, sikap tak kooperatif Luna terhadap aparat penegak hukum, dan derai tangis penyesalan Cut Tari di depan suaminya.
Memasuki Agustus 2010, media mulai menurunkan berita tentang sebuah video YouTube yang membuat pengunggahnya tenar. Ya, itulah Sinta dan Jovita, duo sahabat asal Bandung yang menjadi artis di dunia maya berkat video mereka menyanyikan lagu dangdut remiks berjudul Keong Racun secara lipsync di YouTube.
Dibuat hanya dengan maksud untuk narsis dan ngeksis, video tersebut malah begitu populer sampai-sampai menjadi trending topic alias topik yang paling sering dibicarakan di Twitter selama empat hari berturut-turut. Padahal, di saat yang sama tengah marak-maraknya promosi film terbaru Leonardo Di Caprio, Inception. Leonardo terpaksa mengurut dada karena Inception hanya menempati posisi ketiga dalam trending topics Twitter, kalah dua strip dari Keong Racun.
Setelah Twitter, media-media asing lantas turut memberitakan video Keong Racun. Harian Independent yang berbasis di Inggris adalah salah satunya. Tak ayal lagi, Sinta dan Jojo jadi semakin populer. Dari selebriti dunia maya, kini mereka menjadi selebriti dunia nyata.
Tawaran tampil di sampul depan majalah lantas datang, membuat mereka dikenal orang-orang yang tidak begitu akrab dengan internet. Lalu diikuti dengan tawaran menjadi bintang tamu dalam berbagai program acara televisi. Puncaknya (atau ini malah baru awalnya?), Sinta-Jojo meneken kontrak dengan Pangeran Cinta Manajemen, sebuah manajemen artis milik Charlie van Houten eks vokalis grup band ST 12, dan merilis lagu Tokek Belang.
Bukan Dongeng Cinderella
Kedengarannya seperti jalan cerita Cinderella dengan sepatu kaca, tapi begitulah nasib membawa arah hidup Sinta-Jojo. Dari hanya berstatus mahasiswi Universitas Pasundan, Bandung, sekarang mereka menjadi sepasang news maker. Apapun yang mereka lakukan selalu menjadi berita, selalu ditunggu publik. Bak seorang selebriti, para jurnalis infotainmen membuntuti kemana saja keduanya berjalan demi mengorek perkembangan terbaru dari sensasi Keong Racun yang mereka timbulkan.
Seperti diakui sendiri oleh Jojo dalam status Facebook-nya, mereka mengunggah video-video lipsync ke YouTube hanya untuk konsumsi mereka sendiri plus sejumlah teman dekat. Baik Sinta maupun Jojo sama sekali tidak menyangka video tersebut bakal ditonton begitu banyak orang dan menjadi sangat populer, tak hanya di dunia internet, tapi juga di media mainstream.
Begitulah. Setelah mengunggah video berisi aksi lipsync mereka menyanyikan Keong Racun, Sinta dan Jojo membagikan alamat URL videonya ke teman-teman dekat mereka melalui Facebook dan Twitter. Ini pulalah yang biasa mereka lakukan setelah mengunggah video lipsync lain sebelumnya. Namun, entah kenapa video Keong Racun kemudian disukai banyak orang. Jumlah penontonnya terus naik dari waktu ke waktu. Mulai dari 100 views, lalu meningkat menjadi 1.000 views, naik lagi menjadi 10.000 views, begitu seterusnya sampai kini mencapai jutaan penonton.
Dari Facebook dan Twitter, link video Keong Racun menyebar luas tak terkendali. Entah bagaimana ceritanya, video tersebut kemudian dibicarakan di Kaskus, forum online terbesar di Indonesia saat ini. Karena link videonya juga disertakan dalam thread yang membicarakan Keong Racun, berbondong-bondonglah anggota Kaskus menonton video tersebut di YouTube, menjadikan angka penontonnya melonjak tajam. Dan, ketika jumlah penontonnya menyentuh angka 100.000 views, media massa mulai ikut memperhatikan video ini.
Bermula dari pemberitaan di sebuah media online—waktu itu video Keong Racun baru ditonton sekitar 300.000 kali, media-media lain turut mengangkat kisah fenomenal video ini. Angka penonton Keong Racun terus menanjak naik, menjadi 500.000 views, lalu naik lagi menjadi 700.000 views dalam waktu tak begitu lama. Sampai akhirnya angka sejuta penonton dicapai hanya dalam waktu kurang dari sebulan. Luar biasa!
Dari Dunia Maya ke Dunia NyataJojo, di sampul depan majalah HaiAngka sejuta penonton tentu bukan jumlah sedikit. Sebagai perbandingan, Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) yang saat ini masih menjadi stadion terbesar di Indonesia berkapasitas 87.000 penonton. Itu artinya, butuh lebih dari 11 buah stadion sekelas SUGBK untuk menampung seluruh penonton video Keong Racun milik Sinta-Jojo. Sampai di sini mungkin kita baru tahu betapa fantastisnya angka sejuta penonton untuk sebuah video di YouTube.
Pencapaian ini membuat nama Sinta-Jojo dilirik media cetak. Paras mereka yang rupawan lalu menghiasi sampul depan sebuah majalah, disusul sejumlah media lainnya. Tidak berhenti sampai di situ, televisi kemudian ikut mengangkat kisah kedua mahasiswi yang sudah bersahabat sejak lama itu. Dengan jangkauan yang jauh lebih luas, pemberitaan di televisi membuat nama Sinta-Jojo menasional. Laju popularitas keduanya semakin tak tertahan, peningkatan jumlah penonton video mereka juga semakin tak terbendung.
Setelah mendominasi pemberitaan di televisi selama beberapa waktu, selanjutnya Sinta-Jojo mulai memasuki dunia hiburan. Tawaran mengisi berbagai program acara televisi berdatangan. Trans, Corp. yang membawahi Trans TV dan Trans 7 tercatat paling sering mengundang serta mengekspos duo Keong Racun ini dalam program-programnya. Di salah satu episode kuis Missing Lyric di Trans TV, Sinta-Jojo menjadi peserta bersama Putri Penelope, duo yang sedang diorbitkan Charlie melalui Pangeran Cinta Manajemen. Lalu, program Di Balik Berita dan Insert Investigasi sempat membuat liputan khusus tentang fenomena video Keong Racun. Senin, 16 Agustus 2010, Sinta-Jojo bersama Putri Penelope dan Charlie menjadi bintang tamu presenter kondang Tukul Arwana di acara Bukan Empat Mata.
Kepopuleran video Keong Racun tentu saja bertambah. Bukan cuma jumlah penontonnya saja yang meningkat, saat posting ini ditulis video tersebut bahkan sudah diunggah ulang oleh pengguna YouTube lainnya. Salah satu video hasil pengunggahan ulang itu bahkan bisa memperoleh lebih dari 2,6 juta penonton.
Berbagi Berkah, Berbagi PopularitasSinta-Jojo, diliput berbagai media cetak.Berkah tidak hanya dinikmati Sinta dan Jojo. Lissa, penyanyi asli Keong Racun dalam album Dangdut Techno yang dirilis Air Studio tahun 2008, ikut kebanjiran rejeki. Mulanya Lissa seperti tidak terima lagu yang pertama kali ia nyanyikan justru jauh lebih populer setelah dinyanyikan orang lain, itupun kalau aksi lipsync bisa disebut bernyanyi. Kekecewaan Lissa bertambah saat Charlie membeli hak komersil lagu Keong Racun dari pencipta lagu tersebut tanpa melibatkan dirinya—Lissa sebenarnya memang tidak perlu dilibatkan karena hak milik lagu ada pada penciptanya, bukan si penyanyi. Manajemen artis tempat Lissa bernaung juga ikut meradang karena konon lagu Keong Racun sempat ditawar orang lain seharga Rp 100 juta sebelum akhirnya dibeli Charlie dengan harga lebih murah.
Charlie disebut-sebut sudah membuat aransemen baru untuk lagu Keong Racun sebelum bertemu penciptanya. Tapi, alih-alih meminta Lissa untuk menyanyikan ulang Keong Racun dengan aransemen baru hasil kreasinya, Charlie justru membentuk duo baru yang ia beri nama Putri Penelope–beranggotakan Putri Lana dan Cinta Penelope yang tak lain merupakan teman-teman dekat Charlie. Duo inilah yang dipercaya menyanyikan Keong Racun versi baru.
Tak heran jika Lissa tampak tak terima. Ia bahkan menyebut orang-orang seperti Charlie, Putri Penelope, dan juga Sinta-Jojo hanya ‘numpang beken’, hanya menumpang popularitas lagu Keong Racun yang pertama kali ia lantunkan. Namun, kemudian Lissa malah bersyukur karena berkat kepopuleran Sinta-Jojo itulah ia turut menangguk rejeki berlimpah. Sejak dirilis tahun 2008 lalu, album Dangdut Techno yang memuat lagu Keong Racun tidak terdengar gaungnya. Lebih ironisnya lagi, album bajakannya justru lebih banyak beredar ketimbang album asli. Itupun hanya terdengar di kabin truk, bis, warung remang-remang pinggir jalan, atau paling banter di acara hajatan di kampung-kampung. Karena itulah Lissa sangat berterima kasih kepada Sinta dan Jojo karena memilih lagu tersebut untuk aksi lipsync mereka di YouTube.
Sejak video Keong Racun menjadi pusat pemberitaan, Lissa jadi kebanjiran order menyanyi. Jika sebelumnya ia hanya dikenal dalam komunitas terbatas di Bandung, kini ia mulai merambah luar pulau. Lagu Keong Racun kemudian juga dijual sebagai nada sambung (ringback tone) dan ringtone ponsel, menjadikan Lissa sebagai salah seorang calon jutawan baru. Mendapat limpahan rejeki seperti ini, sikap Lissa mulai berubah. Selain berterima kasih pada Sinta-Jojo, ia dengan besar hati mengucapkan selamat kepada Charlie atas aransemen baru lagu Keong Racun. Ia juga menyampaikan doa semoga duo Putri Penelope sukses dengan lagu Keong Racun versi baru.
Charlie akhirnya menggandeng Sinta dan Jojo dalam Pangeran Cinta Manajemen miliknya. Beberapa bulan berselang, dua sahabat ini merilis album perdananya dengan lagu Tokek Belang sebagai andalan. Tidak ada informasi mengenai nilai kontrak yang dikantongi kedua gadis yang sejatinya tidak pandai bernyanyi ini. Yang jelas, Sinta sudah berencana memberangkatkan ibunya naik haji ke Tanah Suci dengan seluruh uang yang dihasilkan dari honornya tampil di sana-sini, termasuk dari uang kontrak dengan Pangeran Cinta Manajemen. Sedangkan Jojo memilih menabung penghasilannya untuk persiapan masa depan.
Bagi Sinta dan Jojo, hidup mereka jadi lebih berwarna berkat YouTube. Mungkin beda-beda tipislah dengan si Oji “Goyang Gayung” yang hidupnya XLangkah Lebih Maju berkat internet, dan layanan dari XL Axiata.
Catatan: Posting ini merupakan seri pertama dari serial posting YouTube Celebrities. Ikuti kisah inspirasional selebriti YouTube selanjutnya hanya di bungeko.com.
@Seputar Jakarta: Ini sebenarnya cuplikan naskah buku tentang YouTube yang bolak-balik ditolak penerbit. Daripada nganggur saya ikutkan kontes aja. Hehehe…
SukaSuka
iki kontes xl ya bung, baca judulnya kok dah headline lama banget jadi bingung ini… 😀
SukaSuka