Highlight:

Pekan yang Melelahkan di Pemalang

MUNGKIN banyak yang bertanya-tanya, kenapa kok saya lamaaa sekali tidak muncul di blogosphere? Blog tidak di-update, status Facebook juga tidak diganti-ganti, status Twitter masih sama seperti 11 hari yang lalu, plus tidak pernah blogwalking ke blog teman-teman. Ada apa?


Foto: Lupa dari mana ^_^
Ya, setelah mempublikasikan posting “10 Pertanyaan untuk Bung Eko” (yang sebenarnya juga saya buat sebagai scheduled post sejak akhir Maret), baru sekarang saya bisa meng-update blog. Alasannya sederhana, saya tidak sempat online selama di Pemalang. Saya pulang ke Pemalang tanggal 2 April, baru ke Jogja lagi tanggal 11 April malam. Dan, baru tanggal 12 April sore hari saya bisa online untuk mengecek mailbox, blogwalking, dan kemudian membuat posting ini.

Hanya 9 hari di Pemalang, tapi saya sama sekali tidak bisa online karena di rumah benar-benar sibuk oleh 3 event ‘besar’. Apa saja?

Jum’at, 2 April: Saya sampai di rumah sekitar jam setengah 12 malam.

Sabtu, 3 April: Waktu untuk bercengkerama dengan istri dan keluarganya.

Ahad, 4 April: Kesibukan dimulai, tetangga rumah yang sekaligus sepupu istri mantu. Ibu mertua dan kakak ipar saya jadi perias manten, bapak mertua among tamu, lalu saya dan istri tunggu rumah karena keluarga dari pihak laki-laki menginap di rumah.

Senin, 5 April: Hari pernikahannya, saya dan istri kondangan lalu pulangnya mengurus kebutuhan keluarga pengantin laki-laki, terutama masalah pengairan untuk mandi dan WC.

Selasa, 6 April: Persiapan untuk acara pesta pernikahan adik ipar saya. Ikut belanja-belanja, dan membantu-bantu ibu-ibu yang masak di dapur. Bagian saya membungkusi kotak-kotak jajan yang akan dibagikan untuk tetamu.

Rabu, 7 April: Kesibukan di rumah kian terasa, karena sore harinya keluarga istri akan melakukan prosesi sarahan alias mengantar pengantin pria ke rumah pengantin wanita sambil membawa berbagai hantaran, dilanjutkan dengan prosesi pernikahan adat Pemalang. Baru bisa istirahat jam 1 dini hari, laga MU vs Muenchen terpaksa “dilepas” karena sudah ngantuk banget. ^_^

Kamis, 8 April: Ibu mertua dan kakak ipar dapat job merias pengantin, istri mengajar sampai siang, dan kami berdua sudah diberi “tugas” oleh Ibu untuk membeli keperluan mitoni yang akan dilangsungkan hari Sabtu. Jadi, belanja-belanja deh di kota Pemalang yang berjarak hanya 5-7 menit dari rumah.

Jum’at, 9 April: Mulai mempersiapkan acara mitoni. Membantu Ibu menata belanjaan di dapur, sekaligus mengupas yang harus dikupas, dll. Sore harinya sudah mulai banyak tetangga yang rewang. Acara masak-masak baru selesai jam 12-an, tapi saya sudah tertidur sekitar jam 11-an. 😀

Sabtu, 10 April: Acara mitoni jabang bayi calon anak pertama saya. Mulai pagi sudah mulai bantu-bantu di dapur, lalu disuruh “jualan” rujak di depan rumah, disusul dengan membungkusi berkat untuk tetangga dan orang-orang yang datang/kondangan. Siang jam 2 acara syukuran digelar, istri saya dimandiin sama dukun bayi, lalu mulai selepas asyar berkeliling Pemalang mengantarkan berkat (lagi). Acara antar-mengantar berkat baru selesai jam 8-an. (Cerita selengkapnya di posting selanjutnya ya?).

Ahad, 11 April: Pagi-pagi mencuci pakaian 2 bak penuh, baru selesai jam setengah 12. Sorenya sudah harus berangkat lagi ke Jogja. Sampai di Jogja tepat jam 11 malam, terus nonton siaran tunda Real Madrid vs Barcelona, kemudian tidur deh. 😀

Begitulah ceritanya. Benar-benar pekan yang sangat menguras tenaga bagi saya. Dan, sepertinya tenaga saya masih tetap harus dikuras sampai akhir Mei nanti. Ya, mendekati hari kelahiran si jabang bayi tentu saja saya mesti mempersiapkan segala hal, dan itu semua berkaitan dengan UANG. Tapi tak apa, demi anak tercinta apa saja akan saya lakukan. 😀

Maaf kalau terkesan mengeluh. Niatnya sih cuma mau curhat. ^_^

Menulis di GoodNovel dan raih penghasilan ratusan USD!
About Eko Nurhuda (412 Articles)
A happy father of three. Blogging and making video for fun. Love food, book, music, and sometime football #YNWA

14 Comments on Pekan yang Melelahkan di Pemalang

  1. fatchur:
    Insya Allah, tida terasa masa penantian itu tinggal 2 bulan lagi. Semoga saya siap dan tabah lahir-batin saat menjalaninya nanti. Btw, itulah tugas terberat seorang bapak bersama istri, Bung. Mohion doanya semoga saya mampu mengemban amanah itu. Amin.

    buJaNG:
    Amiiin. Thanks atas doanya, Bung. 😀

    munawar am:
    Heehhe, anaknya belum nongol aja bahagianya sudah seperti itu, apalagi kalau sudah lahir ya, Kang? Ndakne koyo opo mengko bungahe. ^_^

    Hanna Pertiwi:
    Untungnya saya sudah terbiasa mencuci sendiri, Mbak, jadi ya tidak masalah bagi saya. 😀
    Btw, saya gak pernah lewat Semarang. Setiap pulang ke Pemalang kalo gak lewat Purwokerto ya lewat jalur tengah yang membelah Temanggung trus bablas lewat Pantura. ^_^

    Suka

  2. detail banget ulasan per harinya mas. Walaupun jadi bapak gak apa-apa kan mas nyuci rong bak gedhe ngono kuwi. Wis sing penting dinggo keluargo. Oya mas seing ya bolak-balik semarang jogja? semoga selalu diridhoi Tuhan ya mas. Sambil nunggu putranipun lahir. Pesiapan untuk lahirnya putra kan butuh dana banyak juga kan mas, oke goodluck and sukses selalu mas

    Suka

  3. Yang menarik dalam seluruh rangkaian di atas adalah kelelahan yang didasarkan pada keihlasan untuk menjalani semua itu, sehingga ia berbuah menjadi kebahagiaan, amin.

    Suka

  4. Wah sebentar lagi dah jadi bapak ya mas 😀
    Semoga nanti anaknya lahir dengan selamat dan jadi anak yang sholeh/sholehah, berbakti pada orang tua dan Allah SWT serta jadi anak yang berguna bagi keluarga serta bangsa..

    Suka

  5. kalo jadi bapak beneran tuh, rasanya seneng-seneng susah. senengnya jelas karena anak adalah si buah hati belahan jantung. apapun akan dilakukannya demi dia. susahnya … anak kan amanah Allah SWT. kata Nabi “setiap bayi yang lahir adalah suci. tinggal kedua orang tuanya akan membentuk dia menjadi yahudi atau nasrani”.
    tanggung jawab paling besar orang tua terhadap anaknya adalah menjadikan dia orang yang meng-Esakan Allah SWT dan selalu takut kepadaNya dimana saja dia berada.
    semoga saja kecintaan kita terhadap anak-anak tidak membuat kita semakin Menjauh dari-Nya.

    Suka

  6. Gus Ikhwan:
    Review-nya sudah saya cek, Gus. Terima kasih sudah mempublikasikan tulisan itu di blognya Gus Ikhwan. Semoga bermanfaat untuk pembacanya Gus Ikhwan/

    Suka

  7. Dimaklumin aja bung eko, kan juga ada massa²nya kita sibuk OFFLINE, bung eko bulan juni mau jadi ayah, la terus saya kapan ya mentusulnya?? bung eko si jabang bayinya mau diberi nama apa kalau cowok dan angsung dibeliin domain aja bung si jabang bayinya..
    oia materi review udah gus posting barusan

    Suka

  8. ya jangan di paksakan to mas, jika masih lelah ya istirahat dulu hehe….berbagi dengan teman itu penting namun lebih penting berbagi waktu untuk keluarga

    Suka

  9. Benar-benar aktifitas yg sangat padat, mas Eko. Anyway, selamat mempersiapkan kelahiran anak pertamanya, mas Eko. semoga selalu diberikan-Nya segala kelancaran. Amin.

    Suka

  10. Wah benar2 sibuk ya bung? Pantas beberapa hari ini ngga apdet blog. Hmm, hebat juga ya bisa mendetailkan kegiatan dari hari ke hari 🙂
    Mitoni? Apa tujuh bulanan itu ya? Ok bung eko, selamat beristirahat aja and semoga keluarga sehat selalu oks? ^_^
    Salam dari Solo.

    Suka

  11. yah kan emang segala sesuatu baik itu kehidupan online maupun offline harus disesuaikan porsi masing2nya kan ya bung eko..btw bung eko mw jadi ayah nih..wah saya masih lama bgt bwt nyusul..xixi..

    Suka

  12. wah baru mau ngrasain jadi bapak ya … ikut berdo'a aja deh smoga kelak anaknya lahir dengan lancar, sehat anaknya sehat mamanya.
    kalau sekarang lagi gelisah-gelisahnya itu wajar. namanya juga harap-harap cemas. tapi kalau nanti sudah lahir and anaknya sehat, wuuih… senengnya sampai gak bisa ditulis. he he he (maklum sudah pernah ngrasain 2x). makanya rajin2 berdo'a…

    ups… lupa belum menyapa. salam kenal mas dari semarang.

    Suka

  13. alhamdulillah bung Eko mau jadi ayah 🙂 kalo boleh sumbang do'a, maaf kalo repost, he2. ada wirid yang biasa dilazimkan ibu yang akan melahirkan. wirid ini adalah tasbih Nabi Yunus a.s yang diabadikan dalam Qur'an Surat Al-Anbiya:87, bunyinya “laa ilaaha illa Anta subhaanaka innii kuntu minazh-zhaalimiin”. doa ini dilantunkan Nabi Yunus ketika berada dalam perut ikan paus (ikan Nun atau Hut, karena itulah Nabi Yunus juga dikenal dengan sebutan Dzun-Nuun seperti tercantum dalam QS. 68:48-50). Nah, ceritanya ketika sebelum menikah, saya menemukan suatu hadits yang kurang lebih maknanya seperti ini, Nabi bersabda, “hendaknya bagi ibu yang sedang hamil, melazimkan membaca tasbih Yunus”.para sahabat bertanya, “apakah itu tasbih Yunus?”. nabi menjawab, “laa ilaaha illa Anta dst…”. setelah menikah dan istri saya hamil, kami mulai melazimkan membaca anjuran Nabi tersebut. dan alhamdulillah, sudah dua kali istri melahirkan, kedua-duanya mengalami persalinan yang sangat normal dan lancar (bahkan tanpa harus dijahit:-)). wallahu A'lam bish-shawaab. insya Allah ada manfaatnya …nuhun

    Suka

  14. Yach, ada masa-masa kita sibuk abis Bung. Itulah seninya hidup. Biar tidak monoton gitu deh. Yang penting menyelesaikan apa yang memang lebih mendesak dan lebih penting dahulu. Blogging kan bukan tergolong hal paling mendesak dan paling penting yang harus diselesaikan. Selamat jadi seksi sibuk ya Bung.

    Suka

Beri komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.