Mimpi yang Jadi Kenyataan
Pada satu kesempatan chatting di Facebook, Bung Arif yang mengaku bukan kiai berkata, “Pasti senang ya bukunya sudah terbit?”
Di luar dugaannya, saya malah menjawab, “Hmmm, biasa saja.” Kok biasa? Alasannya, karena saya sudah membayangkan hal ini sejak lebih dari 15 tahun lalu. Jadi, ketika kemudian buku pertama saya terbit, saya hanya tersenyum simpul sambil berkata dalam hati, “Akhirnya impian itu jadi kenyataan juga.”
Ya, menulis buku memang sudah menjadi impian saya sejak SMP. Karena dulu banyak membaca novel silat Wiro Sableng dan suka sekali menonton sinetron Panji Tengkorak, maka saya menulis cerita silat pula. Tentu saja saya membayangkan cerita silat saya itu dibukukan dan beredar luas seperti halnya Wiro Sableng karya alm. Bastian Tito. Saking inginnya melihat karya saya dibukukan, saya sampai pernah berkhayal menemukan lampu ajaib milik Aladdin. Dan kepada jin penghuni lampu itu saya akan minta agar buku-buku saya diterbitkan. What a fool! ^_^
Pertama kali masuk Akademi Komunikasi Yogyakarta (AKY) di tahun 2003, saya sempat menulis sebuah naskah buku inspirasional. Tapi belum sempat naskah tersebut saya selesaikan–bahkan belum sempat diberi judul, komputer saya sudah rusak dan hard disk-nya minta diganti. Sialnya, seluruh file di dalamnya amblas tak berbekas. Naskah pertama saya pun hilang sebelum sempat diselesaikan.
Saya kembali mencoba menulis buku di tahun 2005 dan berhasil menyelesaikan sebuah naskah berjudul Jembatan Emas. Isinya berupa rangkaian kisah sukses pelaku 5 profesi yang dikenal sebagai “lahan basah” alias banyak melahirkan jutawan. Kebetulan tema bisnis dan entrepreneurship sedang menjadi primadona saat itu. Tapi naskah tersebut ditolak mentah-mentah oleh Gramedia.
Menjelang Piala Dunia 2006, saya mulai menulis buku-buku bertema sepakbola. Saya menyusun banyak draft/outline buku sepakbola, tapi hanya satu naskah yang bisa saya selesaikan. Sial, belum sempat saya mem-print naskah tersebut, komputer saya rusak (lagi). Kali ini karena efek gempa yang sempat membuat kamar saya porak-poranda. Apa lacur, dua naskah hilang gara-gara komputer rusak. Nasib…
Setelah itu saya sama sekali tidak berpikir untuk menulis buku lagi. Saya malah berhasrat untuk segera merampungkan kuliah dan meniti karir di dunia jurnalistik. Jalan untuk itu sudah saya mulai dengan magang di mingguan Malioboro Ekspres yang hanya berumur setengah tahun. Lalu saya magang di Harian Jogja, tapi hanya selama 2 bulan. Sempat ditawari memperpanjang masa magang, bahkan kemudian ditawari menjadi reporter muda dengan sejumlah bayaran, tapi saya memilih menolak peluang tersebut karena satu alasan prinsip.
Seusai magang di Harian Jogja saya asyik berdagang uang lama. Hasilnya lumayan. Saya sempat membukukan transaksi sebesar 8 juta rupiah dengan seorang pengusaha Surabaya. Tapi, belum sampai setengah tahun menggeluti dunia numismatik, saya sudah mulai terbayang-bayang dengan buku lagi. Daripada terombang-ambing dalam ketidak-pastian, saya kemudian menomor-duakan UangLama.com dan mulai serius menulis buku bertema blog dan internet. Alhamdulillah, naskah pertama saya selesai tepat di akhir Oktober 2009.
5 November 2009 saya memberanikan diri datang ke Penerbit DIVA Press untuk menyerahkan naskah tersebut. Meski sempat mendapat komentar tidak enak plus sedikit dipandang sebelah mata oleh editornya, naskah saya dinyatakan diterima setelah menunggu selama 2 pekan. Tak mau menunggu lama, saya segera mengirim naskah kedua dan kembali diterima. Akhir Januari lalu saya mengirim naskah ketiga dan lagi-lagi diterima. Alhamdulillah…
Yaph…Benyul sekali mas….
Saya juga lagi giat2nya berusaha untuk maju nih mas…
SukaSuka
Rizoa: Aduh, pake jadi terharu segala sih? š
Hangga: Thanks, bro…
Bungzhu Zyraith: Yap, kuncinya cuma satu: jangan pernah berhenti berusaha, karena kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi esok hari kalau kita berhenti sekarang. Betul? š
SukaSuka
Itulah..
Kegagalan adalah sebuah motivasi menuju kesuksesan.
Kegagalan yang saya lihat disini, karena sepertinya bung Eko sudah berkali2 menyetor naskahnya dan diterima setelah melakukan berkali2.
itu yang menjadi materi saya saat mengisi seminar Open House and Industrial Talk di UMB beberapa hari yang lalu.
SukaSuka
Wah… Selamat Bung Eko! Moga lancar di buku-buku selanjutnya… š
SukaSuka
wow… ternyata perjalanan menulis bang Eko panjang banget.dipenuhi dengan banyak cobaan.. nggak sadar setelah membaca posting bang Eko ini, aku jadi terharu bagaimana perjuangan bang Eko sampai akhirnya tercapai..tapi kok bang eko nganggepny cuman biasa aja y..hihihi…
SukaSuka
yudi: Ah, Bli Yudi terlalu berlebihan. Jadi malu saya… Tapi, mudah-mudahan jadi doa deh. Terima kasih ya…
Gus Ikhwan: Oke Gus, selamat menempuh UN. Semoga mendapat hasil yang memuaskan dan lulus. Amin…
sauskecap: Ah, masa sih..?
annosmile: Jangan ngikutin jejak saya, Bung. Ada banyak blogger lain yang jejaknya lebih bagus dari saya. š
Blogger Terpanas: Jadi profesor? Hmmm, impian yang sempurna, luar biasa! Saya, entah mengapa, tidak tertarik menjadi guru. š
e2tc: Numpang baca atau numpang nempel link? :p
Chi: Yap, langkah pertama memang selalu terasa berat. Tapi mulai langkah kesekian pasti bakal terasa semakin mudah dan mudah. Amin, terima kasih atas doanya.
Mohon maaf, koneksi internet saya sedang terganggu, plus saya juga sedang kejar target garap naskah. Jadi, mohon maaf, belum ada posting terbaru sampai saat ini. Tapi, jangan khawatir, kontes komentar terbanyak tetap berlangsung dan sudah mulai saya hitung kok. š
SukaSuka
Bung eko, mengapa belum ada postingan yang terbaru ? Bagaimana saya bisa jadi top komentator ? Hehe…
SukaSuka
Mungkin awalan selalu lebih terasa susah ya mas. Setelah buku pertama, kedua dan akhirnya menggelinding terus kayak bola salju. Makin banyak dan besar. Semoga sukses terus buku2nya..
SukaSuka
numpang baca yah š
SukaSuka
mimpi saya yang belom bisa terlaksana adalah jadi profesor hehe…..itu cita-cita saya sejak masih duduk di bangku sekolah dasar. bisa nggak ya?
SukaSuka
ngiri liat komentar yang lain panjang-panjang..
hmm..mimpi sejak smp akhirnya terwujud juga, penantian yg panjang namun tidak sia-sia
kapan ya saya bisa meniru jejak mas eko š
SukaSuka
mimpi memang membuat hidup terasa lebih hidup
SukaSuka
Iya maaf lupa salah ketik
Semoga buku buku Bung Eko bisa jadi best seller
oia bukunya di gramedia udah ada belum bung eko
Rencananya minggu besok Gus mau ke jogja mau nyari dan borong buku seputar MonetizeBlog, tutorial WP CMS dan Blogger??
Gus juga rencananya mau jadi kolektor buku seputar blog??
tapi sekarang lagi sibuk belajar buat UN besok maret
Mohon doanya ya bung eko???
maaf kalo gus CURHAT
SukaSuka
tampaknya calon penulis hebat sudah mulai menemukan jalannya š selamat deh mas Eko
SukaSuka
Dari mimpi jadi penulis lepas sejak SMP akhirnya jadi penulis sungguan dan buku udah siap terbit kembali?? Bung Eko bakal jadi Sang Pemimpi ni??
sang pemimpi jilid 2..
Iya bung kalo lewat open source banayk blogger yang cuman copas dan ga memberikan backlink??
Semoga Bung Eko bisa jadi best seller deh??
salam kagem kerabat jogja dan cahandong
SukaSuka
Foto di atas seperti Socrates Kecil…. futuristik. Smacam mimpi di siang hari ketika itu yang kini sudah menjadi kenyataan. Bagaimana dengan ketika mimpi itu di malam hari? …ora nyambung š
Menulis Itu Mengabadikan, Mas…. ya, tentu lebih dari sekedar mengabadikan mimpi2… bahkan bisa mengabadikan jati diri. banyak orang besar dikenal karena buku-bukunya.
Mas eko saya yakin tidak ingin jadi orang besar dan terkenal bukan? Karena Mas eko sudah besar badannya dan terkenal sebagai blogger progressif. Mudah-mudahan buku-buku karya Mas eko menjadi bagian dari jendela dunia…
Khoirunnas… 'anfa'uhum linnas š
SukaSuka
adeskana: Aduh, bukan maksud saya menyombongkan diri, tapi bener kok, ini adalah impian saya sejak SMP. So, ketika akhirnya buku ini terbit, impian saya sudah lain lagi. Makanya jadinya terkesan biasa, meskipun harus jujur saya akui ini sangat membuat saya bahagia sekali. š
Blog Hardim: Terima kasih atas usulnya. Pertama, orang masih memandang rendah blog, bahkan blogger itu sendiri sering merendahkan sesamamnya. Contoh kecil, dengan mengkopi-paste mentah-mentah, tanpa baklink lagi. So, menurut saya kok lebih enak ditulis ke buku saja biar jelas karya siapa yang asli.
Soal buku yang nendang, saya rasa tergantung perspektif kita saja. Kebetulan saya menulis buku bertema blogging yg sederhana sekali, awam sekali, karena memang ditujukan buat awam. So, maklum kalau Bung Hardim menganggapnya “tidak nendang”. š
Blogger Terpanas: Hehehe, saya kok kurang suka dengan istilah “pengrajin”. Seolah-olah menulis itu cuma kerajinan tangan, padahal yang lebih berperan otak lho… š
jimmy: Hihihi, kalo kata Ibu saya, saya ini orang yang keras kepala. Sangat keras kepala, juga keras kemauan. Dan, kebetulan sekali shio saya anjing pelompat. š
Edi Psw : Amin. Terima kasih atas doanya, pak…
Gus Ikhwan: Ah, jadi malu saya. Padahal itu saya juga niru dari orang lain lho. So, sama-sama meniru deh kita. š
Anthony Harman: Hmmm, saya selalu punya keyakinan kalau setiap blogger itu sebenarnya bisa menulis. Ini saya singgung di buku kedua, juga di buku pertama dengan porsi yang lebih panjang. Oke, segera saya lihat karyanya. Jadi penasaran saya. š
SukaSuka
Selamat mas. Sebenernya saya juga punya hasrat terpendam menjadi penulis loh. Coba liat di sini
Cuman sayang, ceritanya gak pernah tamat, mas
SukaSuka
Kegagalan merupakan awal dari keberhasilan dan Gus Ikhwan setuju dengan apa yang dipaparkan bung eko di kutipan terakhir yang “Saya baru akan berhenti menulsi buku jika Allah sudah tidak mengizinkan lagi”
Semanagt itu yang harus dimiliki oleh para Blogger ketika memposting atau mengabarkan suatu berita berbentuk postingan
Saya akan tiru semangat Bung Eko yang menggebu-gebu
dan Gus Ikhwan juga akan selalu mendoakan bung eko toh itu juga buat masa depan dan khalayak masyarakat luas???
Semanagt terus bung eko
Semua Blogger dan wira Blogger selalu bahu membahu buat mendukung para blogger indonesia
SukaSuka
Moga tambah sukses aja ya?
SukaSuka
mantap bung eko..contoh orang yang tidak pernah putus asa.. walaupun gagal tapi terus berusaha dan sekarang terbukti berhasil. sukses terus dengan buku2nya mas eko!
SukaSuka
maaf bung eko, sedikit mengulang chattingan kita waktu itu. memang bagi sebagian orang menulis itu mudah (karena punya bakat dan mau belajar). namun saya merasa, ada juga yang “agak” kesulitan menuangkan idenya ke dalam tulisan. bahkan sampai isi kepala ini penuh mau “meledak” sekalipun. belom satupun tulisan yang di hasilkan.
sukses bung eko, insya allah anda termasuk “pengrajin jendela dunia” masa depan
SukaSuka
Jangan kebanyakan bikin buku mas. Tuangin aja di blog, biar “open source” maksudnya :D.
Bikin bukunya sekali-kali aja, tapi yang paling nendang banget.. hehehe, maaf. sekadar usul.
SukaSuka
inilah rasa yg membedakan antara yang mengalami dengan yang mengamati. terkadang, yg mengamati melihat ini hal sulit atau sebaliknya; dan tidak jarang yang mengalami merasa ini hal yang mudah atau sebaliknya.
ketika saya berpendapat bahwa gunung sindoro-sumbing itu sangat tinggi kepada yg sudah mencapai puncaknya, ia akan menjawab “ah.. tidak juga”. padahal kedua gunung itu benar2 tinggi, apalagi jika dilihat dari kaki gunungnya. š
SukaSuka